Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan penggabungan tiga zona waktu menjadi satu akan menguntungkan Indonesia karena dapat mendorong percepatan ekonomi nasional dan perluasan kesejahteraan masyarakat.
"Penyatuan zona waktu akan menguntungkan sektor perdagangan karena transaksi bisnis di Indonesia dapat dilakukan secara bersamaan, sehingga lebih efisien dan efektif," kata Gita di Jakarta, Kamis.
Gita menjelaskan, manfaat lain dari penerapan satu waktu dapat meningkatkan ruang komunikasi dan produktivitas kinerja birokrasi dari Sabang sampai Merauke.
"Akan lebih menguntungkan karena ketika kita mulai melakukan transaksi dagang di waktu Indonesia bagian Barat, lalu di bagian Timur harus menunggu dua jam. Padahal dalam dua jam tersebut banyak yang aktivitas perdagangan yang dapat dilakukan," tegas Gita yang juga menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Diketahui, pemerintah sedang mempertimbangkan menggabungkan tiga zona waktu yang selama ini dianut Indonesia, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan Waktu Indonesia Timur (WIT).
Pemberlakuan satu zona waktu ini direncakan efektif 28 Oktober 2012, di mana waktu seluruh Indonesia akan mengikuti GMT +8 (sama dengan WITA).
Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan RI, Ardiansyah Parman mengatakan, waktu GMT +8 ini juga digunakan China, Korea, Singapura, dan Malaysia.
Dengan begitu penyatuan zona waktu Indonesia akan menguntungkan karena waktu transaksi dagang sama dengan negara-negara tersebut.
Menurut Ardiansyah, perbedaan waktu menyebabkan koordinasi dan transaksi ekonomi antar wilayah yang dapat dilakukan pada waktu bersamaan hanya tersisa 180 menit dari 480 menit (delapan jam kerja) per hari.
"Jika kita menganut satu zona waktu, maka waktu kerja efektif delapan jam per hari akan dinikmati secara penuh di seluruh wilayah Indonesia," ujar Ardiansyah.
Dengan penyatuan zona waktu maka penyebarluasan informasi berbasis teknologi tidak lagi terhalang selisih waktu, termasuk siaran televisi, penggunaan internet dan pemanfaatan jaringan broadband.
"Bisnis jasa logistik nasional akan meningkat. Dunia penerbangan dapat menarik keuntungan melalui "flight time arrangement", pesawat lebih produktif, efisiensi awak pesawat dan peningkatan volume penerbangan, sehingga diharapkan dapat menurunkan biaya usaha," katanya.
(R017)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012