Regenerasi petani ini sangat penting sebagai salah satu upaya meningkatkan ketahanan pangan, karena salah satu unsur ketahanan pangan itu kan ketersediaan bahan pangannya, jadi regenerasi petani ini penting sebagai salah satu upaya kita untuk memasti
Jakarta (ANTARA) - Lembaga penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menilai bahwa regenerasi petani penting untuk memastikan ketahanan pangan Indonesia dapat tercapai.
Peneliti Muda CIPS Azizah Fauzi dalam diskusi tentang Hari Tani Nasional 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa regenerasi petani harus terjadi seiring dengan meningkatnya populasi penduduk Indonesia.
"Regenerasi petani ini sangat penting sebagai salah satu upaya meningkatkan ketahanan pangan, karena salah satu unsur ketahanan pangan itu kan ketersediaan bahan pangannya, jadi regenerasi petani ini penting sebagai salah satu upaya kita untuk memastikan pangBaca juga: Peneliti: Regenerasi petani masih jadi tantangan pertanian Indonesiaan tetap tersedia," kata Azizah.
Baca juga: Semangat petani milenial mengajak beralih ke pupuk organik
Selain itu, Azizah menekankan pentingnya regenerasi petani untuk memodernisasi sistem pertanian di Indonesia Generasi muda yang lebih melek teknologi akan lebih mudah beradaptasi menggunakan perangkat ataupun aplikasi yang terkait dengan pertanian.
"Jadi harapannya regenerasi petani juga bisa mempercepat pertanian kita supaya bisa lebih terbuka dengan teknologi, pertanian yang modern, dan juga lebih mudah mengadopsinya," katanya.
Baca juga: Wakil Ketua Komisi IV DPR panen bawang merah bersama petani milenial
Azizah mengungkapkan data Badan Pusat Statistik 2018 yang menyebut bahwa mayoritas petani Indonesia berusia 45 tahun ke atas. Saat ini hanya sekitar 8 persen dari petani di Indonesia yang berusia di bawah 40 tahun.
Selain itu, data tersebut menyebutkan bahwa petani juga masih didominasi oleh pekerja yang berpendidikan rendah. Terdapat sekitar 66,42 persen tenaga kerja di sektor pertanian yang tidak tamat SD atau bahkan yang tidak sekolah. Sementara sekitar 16,13 persennya hanya berpendidikan sampai tingkat SMP.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022