Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM akan membangun Rumah Produksi Bersama (RPB) olahan kelapa di Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.
Nantinya, RPB akan dikelola oleh koperasi untuk mempercepat hilirisasi produk kelapa milik para petani.
“Sulawesi Utara khususnya Kabupaten Minahasa Selatan merupakan salah satu sentra produksi kelapa terbesar di Indonesia, dengan tingkat produksi mencapai lebih dari 270 ribu ton pada 2021. Sayangnya, produksi kelapa ini belum memberikan nilai tambah bagi petani kecil secara langsung,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat meletakkan batu pertama RPB di Sulut lewat keterangan resmi, Jakarta, Jumat.
Selama ini, lanjut dia, petani hanya menjual kelapa utuh dengan harga yang kadang murah. Secara rata-rata, kelapa utuh per butir Rp2 ribu, tetapi kalau diolah menjadi jadi virgin coconut oil (VCO) bisa Rp12 ribu rupiah per butir.
Baca juga: Teten; Koperasi dapat jadi "offtaker" pertama rumput laut
Setiap 100 kilogram (kg) kelapa disebut dapat menghasilkan sabut 25 kg yang bisa diolah menjadi 7,5 kg cocofiber dengan harga Rp2 ribu per kg, dan 16 kg cocopeat seharga Rp500 per kg.
Tempurung kelapa juga dikatakan dapat diolah menjadi briket atau arang yang memiliki banyak permintaan dari luar negeri.
"Pelaku usaha juga sedang investasi besar-besaran pada produk kelapa. Jadi ini punya nilai ekonomi yang besar lebih dari sawit dan tidak ada isu lingkungan, ini jadi kekuatan unggulan kita," ucap Menkop.
Menurut dia, para petani tak mungkin mampu mengolah produk secara mandiri karena teknologi yang digunakan cukup mahal. Karena itu, pembangunan RPB telah menjadi langkah besar sebagai upaya hilirisasi produk olahan.
Teten menekankan agar RPB dirawat secara baik sehingga dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama. Seandainya RPB tersebut terbukti berhasil, sebut Teten, bukan tidak mungkin pemerintah akan membangun di berbagai daerah lain di Indonesia.
Baca juga: Menkop: Koperasi di Indramayu berminat ikut program Solusi Nelayan
"Kalau ini berhasil, kami akan terus membangun lagi RPB di berbagai tempat, jadi bukan hanya kelapa. Di Aceh misalnya, kita bangun RPB olahan nilam, di Kalimantan Timur ada RPB jahe, Nusa Tenggara Timur (NTT) RPB daging sapi, Jawa Tengah pengolahan rotan, jadi bergantung keunggulan komparatif daerahnya apa," ungkap dia.
Bupati Minahasa Selatan Franky Donny Wongkar menambahkan daerahnya memiliki luas lahan untuk area tanam kelapa sebesar 46 ribu hektare. Ke depan, akan terdapat 600 UKM yang secara khusus mengembangkan komoditas kelapa dari RPB tersebut.
Dia meyakini adanya pembangunan RPB bakal membantu para petani kelapa, terutama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mendapatkan nilai tambah melalui hilirisasi olahan kelapa.
"Marilah kita bergandengan tangan dan mendukung serta bekerja sama untuk menyukseskan ini. Hanya lima kabupaten/kota yang menerima proyek pembangunan rumah produksi bersama ini dan Minahasa Selatan beruntung dapat menjadi salah satunya," ujar Franky.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022