Palembang (ANTARA) - Lotus (Nelumbo nucifera) merupakan tumbuhan air yang terapung dan banyak ditemukan di daerah tergenang. Lotus oleh masyarakat sering disebut dengan teratai karena kemiripan mahkota bunganya. Meskipun keduanya merupakan tumbuhan air, namun sebenarnya tumbuhan ini memiliki ciri fisik yang sangat jauh berbeda.
Tumbuham tersebut selama ini hanya sebagian kecil dimanfaatkan masyarakat untuk sayuran. Bahkan, bagi kebanyakan orang lotus menjadi masalah bagi lingkungan, karena tumbuh subur di musim hujan dan menutupi permukaan air sungai.
Tumbuhan lotus banyak terdapat di Sumatera Selatan, terutama kelurahan dan desa yang berada di dataran rendah berawa serta di sekitar daerah aliran sungai.
Salah satu daerah adalah Kelurahan Indralaya Mulya, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir. Wilayah ini memiliki hamparan dataran rendah berawa yang sangat luas, dengan tofografi datar hingga bergelombang, dan dilalui aliran Sungai Ogan.
Lahan rawa pasang surut maupun lahan rawa lebak merupakan tipologi dari lahan rawa di daerah ini. Rawa menjadi habitat yang baik bagi kehidupan flora dan fauna.
Keanekaragaman hayati baik flora dan fauna merupakan sumber daya hayati yang sangat penting dan memberikan arti bagi kehidupan jika dimanfaatkan.
Melihat potensi tersebut dosen dan mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknologi Hasil Perikanan (THI), Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Sumatera Selatan, terpanggil untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat guna memanfaatkan sumber daya perairan lokal yang melimpah itu menjadi berbagai produk pangan fungsional yang berkhasiat bagi kesehatan.
Tim Pengabdian Prodi THI Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Unsri di bawah pimpinan Dr Sherly Ridhowati, STP MSc mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), terutama di bidang pengolahan, melalui pendampingan dan pelatihan pemanfaatan sumber daya perairan lokal.
Pemanfaatan sumber daya perairan terutama biji lotus diarahkan sebagai usaha pengembangan produktivitas UMKM untuk warga Kelurahan Indralaya Mulya, Ogan Ilir.
Untuk memanfaatkan tumbuhan air tersebut, Tim Pengabdian Prodi THI Unsri sepanjang September 2022 membuat program pelatihan dan mengajari praktik pembuatan produk berbahan dasar lotus kepada masyarakat Kelurahan Indralaya Mulya.
Kegiatan tersebut dilakukan tiga tahap, diawali dengan pembuatan tempe. Proses pembuatan tempe dari lotus tersebut sama seperti menggunakan kacang kedelai. Setelah biji lotus dibersihkan dilakukan pembentukan dan fermentasi beberapa jam dan dikukus. Prosesnya sangat sederhana dan sangat mudah dilakukan masyarakat karena tidak perlu menggunakan peralatan khusus.
Selain bisa diolah menjadi tempe, biji lotus bisa diolah menjadi pangsit, balado, dan produk pangan lainnya, kata Sherly.
Kampung tempe lotus
Optimalisasi pemanfaatan biji lotus yang selama ini hanya menjadi tumbuhan liar oleh tim dari Unsri tersebut mendapat perhatian aparat Kelurahan Indralaya Mulya, Kabupaten Ogan Ilir.
Plt. Lurah Indralaya Mulya, Novi Duriah, mengatakan bahwa selama ini masyarakatnya mengenal lotus sebagai teratai, dan umumnya hanya dimanfaatkan bahan pendamping makanan seperti dikonsumsi langsung atau dimasak menjadi sayur.
Dengan adanya tim Unsri turun ke wilayahnya, wawasan masyarakat terbuka dan tergerak untuk melakukan diversifikasi produk pangan.
Tanaman lotus di kawasan kelurahan ini berlimpah, namun hanya sebagian kecil masyarakat memanfaatkannya karena kurangnya pengetahuan mereka.
Sebagai wilayah yang berpotensi akan hasil sumberdaya alamnya khususnya tanaman lotus, aparatur Kelurahan Indralaya Mulya bersama masyarakat siap untuk mengaplikasikan hasil pelatihan yang diperoleh dari tim Prodi THI Unsri untuk membuat produk berbahan dasar lotus,.
"Kami akan menjadikan Kelurahan Indralaya Mulya sebagai kampung penghasil tempe lotus dan penghasil produk pangan lainnya dari bahan olahan biji tumbuhan air itu," ujar Novi.
Pemanfaatan sumber daya perairan terutama biji lotus dapat dijadikan sebagai usaha pengembangan produktivitas UMKM untuk warga Kelurahan Indralaya Mulya, Ogan Ilir.
"Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, kami melakukan edukasi pemanfaatan potensi lokal tersebut," kata Wakil Dekan III Fakultas Pertanian Unsri, Herpandi, S.Pi., M.Si., Ph.D. didampingi Plt. Lurah Indralaya Mulya Novi Duriah dan Ketua Tim Pengabdian, Dr. Sherly Ridhowati, S.TP., M.Sc.
Dalam acara pembukaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kelurahan Indralaya Mulya itu, Herpandi menyatakan bahwa perguruan tinggi perlu memperluas perannya, tidak hanya sebagai penghasil tenaga ahli dan golongan terpelajar, namun juga perannya sebagai institusi penghasil ilmu pengetahuan, pelopor inovasi teknologi, serta pemecah masalah atas kompleksitas persoalan sosial kemasyarakatan.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim Prodi THI melalui kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu bentuk implementasi terhadap peran perguruan tinggi dalam menjawab tuntunan masyarakat yang semakin meluas untuk memperoleh pembaharuan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi.
Melihat antusias masyarakat terutama ibu-ibu dan remaja putri Kelurahan Indralaya Mulya mengikuti pelatihan dan mencoba praktik membuat pangan dari olahan biji lotus dan bertanya serta memberi saran agar mereka terus dibimbing dan dijadikan sebagai desa binaan Unsri, pihaknya akan mengembangkan kegiatan pengabdian tersebut.
Kegiatan yang dilakukan sekarang ini tidak hanya berhenti dengan mengantarkan masyarakat mampu mengolah biji lotus menjadi tempe, pangsit, dan balado.
Tim Prodi THI Jurusan Perikanan dan tim prodi lainnya di Fakultas Pertanian Unsri akan terus membina dan memotivasi masyarakat memanfaatkan lotus dan potensi daerah lainnya sebagai pangan fungsional yang berkhasiat bagi kesehatan.
Masyarakat Kelurahan Indralaya Mulya semoga tidak hanya bisa mewujudkan sebagai kampung penghasil tempe biji lotus, tetapi juga menghasilkan berbagai jenis pangan lainnya untuk menyukseskan program pemerintah yakni Sumsel Mandiri Pangan.
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022