Jakarta (ANTARA) - Kesederhanaan dan kontras adalah tema utama di acara catwalk Prada di Pekan Mode Milan (Milan Fashion Week) pada hari Kamis (22/9) waktu setempat.
Reuters melaporkan rumah mode asal Italia tersebut menanggalkan "komplikasi yang tidak perlu" dalam koleksi pakaian wanita terbarunya.
Baca juga: Prada lihat peluang di sektor pakaian bekas
Desainer Miuccia Prada dan Raf Simons membuka pertunjukan Musim Semi/Musim Panas 2023 dengan tampilan abu-abu yang tajam termasuk kemeja berkerah runcing, celana slim-fit dan jumpsuit.
Memperkuat gagasan kesederhanaan adalah gaun tanpa lengan yang dibuat dengan kain dasar kertas. Rok memiliki celah di bagian depan, ditambah dengan aksen lipatan-lipatan.
"Pakaian itu tentang kesederhanaan, tanpa kerumitan yang tidak perlu," kata Miuccia Prada dalam sebuah pernyataan.
"Tidak ada struktur yang rumit, tidak ada yang tidak perlu (berlebihan). Tidak ada omong kosong. Kami ingin melakukan sesuatu dengan bahan yang paling sederhana -- dengan kertas. Kemudian kami menggunakan sistem pengurangan dan kesederhanaan ini sebagai sarana membuat keindahan," imbuhnya.
Sementara, pakaian luar (outwear) terdiri dari mantel opera ringan dan jaket kulit hitam. Beberapa mantel memiliki busur besar di bagian belakang.
Penampilan selanjutnya lalu berlanjut dengan model mengenakan atasan dan rok transparan.
Para desainer, yang bekerja dengan sutradara film Nicolas Winding Refn untuk pertunjukan tersebut, beregang pada palet warna minimalis yang mencakup warna abu-abu, putih, hitam dengan semburan kapur cerah, oranye dan merah yang kadang-kadang muncul di atasan, tas tangan atau sepatu.
Milan Fashion Week berlangsung hingga 26 September dengan berbagai rumah mode yang terlibat seperti Gucci, Versace, Dolce & Gabbana dan Giorgio Armani untuk mempersembahkan kreasi terbaru mereka.
Baca juga: Jaehyun NCT 127 terpilih menjadi duta Prada
Baca juga: Meta jual pakaian virtual, Prada hingga Balenciaga untuk avatar
Baca juga: Prada angkat sejarah perempuan untuk koleksinya di Milan Fashion Week
Penerjemah: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022