Jakarta (ANTARA/JACX) - Seorang pria bertekuk lutut membelakangi sekelompok orang yang duduk di kursi, tiba-tiba ada pria lain yang mendekatinya dan menendang bagian muka.

Rekaman kejadian itu beredar di Twitter pada 20 September oleh akun yang menambahkan narasi dengan menyebut PKI.

Akun pengunggah video berdurasi satu menit enam detik itu mengunggah ulang konten dari akun lain.

Video itu telah dilihat lebih dari 200 ribu kali, 654 kali disukai dan diunggah ulang oleh 870 pengguna lain Twitter.

Akun pengunggah ulang video dari akun pertama itu menyebut, "Para pemuda hanya diam tdk bantu. Pemuda tempe."

Namun, benarkah video tersebut merupakan peristiwa orang selesai shalat dan dihajar PKI?

Unggahan hoaks yang mengklaim terdapat peristiwa orang selesai shalat dihajar PKI. Faktanya, peristiwa itu bukanlah terjadi di Indonesia, melainkan di Thailand. (Twitter)

Penjelasan:
ANTARA telah memeriksa video serupa dengan unggahan di Twitter yang diklaim sebagai orang selesai shalat dan dihajar PKI.

Sebelumnya, unggahan yang menampilkan seorang pria bertekuk lutut lantas ditendang di bagian muka oleh pria lain disebut sebagai buruh Sulawesi yang ditendang China.

Faktanya, peristiwa pria ditendang di bagian muka itu bukanlah kejadian di Indonesia, melainkan di Muang Samut Sakhon, Thailand.

Pria itu adalah pegawai perusahaan pinjaman dana dengan kantor pusat di Distrik Sai Noi, Provinsi Nonthaburi.

Korban yang ditendang merupakan pegawainya yang tidak dapat menagih utang ke perusahan peminjam uang.

Selain dari Dailynews Thailand, bukti peristiwa pria ditendang itu terjadi di Negeri Gajah Putih adalah pada laporan situs berita Amarin TV dan Kapook.

Pantauan ANTARA, pengunggah video yang menyebut peristiwa di Thailand itu sebagai orang yang dihajar PKI belum menghapus unggahannya hingga Kamis (22/9) malam.

Dengan demikian, klaim terdapat orang yang selesai shalat dan dihajar PKI merupakan klaim menyesatkan atau hoaks.

Klaim: Orang selesai shalat dihajar PKI
Rating: Hoaks/Salah

Cek fakta: Hoaks! PKI baru bermunculan

Baca juga: Komnas HAM: Pelabelan PKI tanpa peradilan tidak boleh kembali terjadi

Baca juga: Komnas HAM dukung langkah Panglima izinkan keturunan PKI jadi prajurit

Pewarta: Tim JACX
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022