Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat memiliki program subsidi Angkutan Jalan Perintis tahun 2022 dengan anggarannya sekitar Rp125 miliar yang digunakan untuk memberikan layanan transportasi aman dan nyaman kepada masyarakat.
"Kebijakan prioritas pengembangan angkutan jalan perintis diutamakan perbatasan negara, sarana angkutan sekolah, daerah pasca bencana, daerah terisolir atau belum berkembang, kawasan transmigrasi dan untuk moda angkutan perlintasan lainnya," kata Direktur Angkutan Jalan, Kementerian Perhubungan, Suharto dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Program ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 73 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Subsidi Angkutan Jalan Perintis (Pengganti KM 60 Tahun 2007 Tentang Pemberian Subsidi Angkutan Umum Di Jalan). Selain itu ada juga Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor KP-DRJD 630 Tahun 2022 Tentang Pedoman Teknis Pemberian Subsidi Berupa Bantuan Biaya Operasional Angkutan Jalan Perintis.
Ia juga mengatakan untuk kriteria pemberian subsidinya adalah menghubungkan wilayah terisolir, belum berkembang atau wilayah perbatasan dengan kawasan perkotaan yang belum ada pelayanan angkutan umum dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Lalu wilayah perbatasan dan/atau wilayah lainnya yang karena pertimbangan aspek sosial politik harus dilayani. Dan melayani daerah-daerah potensial (daerah transmigrasi) dengan kawasan perkotaan.
Suharto menambahkan bahwa kriteria untuk memperoleh subsidi ini adalah sebagai stabilisator pada suatu daerah tertentu atau angkutan pelajar dan mahasiswa dengan tarif yang lebih rendah dari tarif yang berlaku dan memberikan pelayanan angkutan umum yang terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya rendah.
“Subsidi operasional keperintisan angkutan jalan tahun 2022 hingga bulan Juli lalu adalah dilaksanakan sebanyak 338 trayek dengan jumlah 597 kendaraan di 32 Provinsi. Dimana jaringan trayek terbanyak adalah di Papua yaitu sebanyak 50 trayek dengan 67 kendaraan. Lalu ada yang juga mendapat perhatian adalah di Nusa Tenggara Timur yaitu sebanyak 37 trayek dan 45 kendaraan,” katanya.
Angkutan perintis ini dari awal dioperasikan sejak tahun 2015 mengalami tren yang positif. Rata-rata prosentase pertumbuhan jaringan trayek Angkutan Jalan Perintis sejak Tahun 2015 hingga Tahun 2021 sebesar 6,54 persen, dengan rata-rata pertumbuhan anggaran sebesar 4,88 persen.
Untuk jumlah trayeknya juga mengalami peningkatan dari 217 trayek di 2015, sebanyak 245 trayek di tahun 2016, 291 trayek di tahun 2017, sebanyak 296 trayek di tahun 2018, ada 307 trayek di tahun 2019, sebanyak 327 trayek di tahun 2020, sebesar 324 trayek di tahun 2021 dan 338 trayek di tahun 2022.
Baca juga: Subsidi angkutan barang perintis tekan disparitas harga di 3TP
Baca juga: Damri ungkap angkutan perintis terkendala pola pemberian subsidi
Baca juga: Kemenhub: Angkutan laut perintis sarana penting di daerah tertinggal
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022