Semarang (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengharapkan institusi pendidikan tinggi dapat menerapkan "merdeka belajar" bagi para peserta didik.
"Pendidikan tinggi diharapkan mampu merespons dan memfasilitasi 'merdeka belajar' dengan terus memperluas sinergi dan kolaborasi antarpemangku kepentingan," kata dia di Universitas Wahid Hasyim Semarang, Jawa Tengah pada Kamis.
Ia menyampaikan hal tersebut saat meresmikan gedung Fakultas Farmasi, Rumah Sakit, dan "Sport Centre" Universitas Wahid Hasyim di Gunungpati, Semarang yang juga dihadiri Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Mainmoen, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman, Ketua Umum Yayasan Wahid Hasyim Semarang Noor Achmad, dan pejabat terkait lainnya.
"Untuk itu, peresmian ketiga gedung ini saya harap dapat melampaui seremoni dan menjadi komitmen nyata Universitas Wahid Hasyim Semarang untuk terus melahirkan beragam gagasan dan inovasi," ungkap dia.
Wapres Ma'ruf menyebut tantangan yang membentang di hadapan institusi pendidikan tinggi ke depan tidaklah mudah.
Baca juga: FIA UI siap jalankan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka
Namun ia optimistis dengan berbekal semangat kemajuan yang tinggi, Universitas Wahid Hasyim Semarang mampu menjalankan perannya dengan amanah.
"Hadirkan ekosistem pendidikan di mana gagasan-gagasan kreatif dan inovatif, baik dari dosen maupun mahasiswa, dapat terus terasah. Saya minta Universitas Wahid Hasyim konsisten menjadi penebar ajaran Islam 'rahmatan lil alamin' yang damai, moderat, dan membawa rahmat bagi semesta," kata dia.
Ia juga meminta ketiga gedung yang diresmikan hendaknya dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya.
"Tidak hanya berusia panjang, manfaat ketiganya juga saya harapkan dapat menyentuh banyak pihak, baik civitas academica Universitas Wahid Hasyim Semarang, maupun kemaslahatan umat secara nyata," ungkap Wapres.
Apalagi, ia menyebut, Allah SWT memang memerintahkan manusia untuk memakmurkan Bumi.
"Untuk memakmurkan Bumi ini perlu ada 'asbabul 'imarah', jadi sebab-sebab imarah, yaitu berbagai kegiatan ekonomi baik itu pertanian, perindustrian, perdagangan, pertambangan, kelautan dan lain sebagainya. Itu asbabul 'imaroh, dan asbabul 'imarah ini kata ulama, memperbanyak sebab-sebab dalam muamalah yang tidak sesuai syariah sama dengan 'nothing'," ujar dia.
Baca juga: Kemendikbudristek perkuat komitmen dalam gaungkan Merdeka Belajar
Dengan perintah tersebut, menurut Wapres, menjadi letak pentingnya pembangunan ekonomi syariah.
Mengutip Syekh Nawawi Al-Batani, ia menyebut melaksanakan kemakmuran adalah ibadah dan menurut kebiasaan.
"Nah sumbernya yang bisa membangun kemakmuran adalah SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul. Kuncinya atau 'miftahul imarah', kunci dari pada kemakmuran adalah SDM manusia yang unggul, sumber daya yang berpendidikan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, di sinilah pentingnya pendidikan tinggi dalam rangka melaksanakan perintah Allah," kata dia.
Baca juga: Mendikbudristek ajak masyarakat gotong royong wujudkan Merdeka Belajar
Baca juga: Wali Kota Surabaya dorong guru manfaatkan platform Merdeka Belajar
Baca juga: Mendikbudristek sebut 1,2 juta pendidik manfaatkan Merdeka Belajar
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022