Jakarta (ANTARA) - Negara Bagian New York membeli 8.555 ventilator senilai 166 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.011) dan 1.179 mesin sinar X senilai 86,4 juta dolar AS untuk memerangi COVID-19.
Namun, alat-alat tersebut kini berada di gudang penyimpanan tanpa adanya rencana untuk didistribusikan atau segera digunakan, lapor Politico pada Selasa (20/9).
"Perawatan COVID-19 sebagian besar tidak lagi menggunakan ventilator, dan pihak rumah sakit mengatakan bahwa mereka memiliki persediaan dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan mendesak," sebut laporan itu.
"Stok ventilator ini, yang dikelola oleh para petugas Garda Nasional yang dibayar oleh pemerintah negara bagian, menjadi contoh terbaru dari peralatan yang menjadi mubazir setelah pemerintah negara bagian dan nasional melakukan belanja besar-besaran yang dipicu oleh pandemi setelah COVID-19 membawa dampak mematikan di seluruh dunia," urai laporan itu.
Pada 2020, pemerintah AS bergegas memesan hampir 200.000 ventilator senilai 3 miliar dolar AS, tetapi hanya separuh yang "memiliki kapasitas untuk mendukung pasien-pasien yang terdampak paling parah," demikian dikutip dari American College of Chest Physicians.
Sementara itu, California bersusah payah mendapatkan 14.000 ventilator yang jarang digunakan, sementara Kanada memesan 40.000 ventilator namun lebih dari separuhnya belum pernah digunakan, papar laporan itu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2022