SYDNEY, April 5 (ANTARA/PRNewswire-AsiaNet) -- Penyakit radang paru-paru menjadi agenda utama Badan Kesehatan Dunia (WHO). Lebih dari 600 para ahli menghadiri konferensi ISPPD ke lima. Lebih dari 600 para ilmuan dunia dalam bidangnya masing-masing bertemu pada symposium internasional ke lima mengenai penyakit radang paru-paru (ISPPD-5) di Alice Springs, Australia, menghimbau perlunya tindakan global untuk mengatasi penyakit serta mempercepat akses pemakaian vaksin radang paru-paru yang baru ditemui karena dapat menyelamat nyawa manusia. Streptococus pneumoniae adalah sejenis bakteri yang sering ditemukan pada saluran pernafasan pada anak-anak dan orang dewasa. Bakteri ini bagaimanapun juga dapat menimbulkan infeksi dalam skala kecil dan kemudian menjadi radang paru-paru, radang selaput pada otak (meningitis), serta infeksi saluran darah yang amat fatal. Infeksi radang paru-paru terjadi pada anusia, tapi serangan penyakit radang paru-paru bagi anak-anak yang masih dibawah dua tahun dan orang lansian merupakan resiko yang tinggi. Anak-anak Aborigin in Australia Tengah, misalnya, menghadapi tingkat serangan penyakit radang paru-paru yang cukup tinggi. Walaupun beban penyakit ini diantara orang Australia sangat tinggi, tapi angka kematian cukup rendah dibandingkan dengan situasi yang ada di negara berkembang, dimana 90 persen kematian sering terjadi hanya karena penyakit radang paru-paru dan meningitis dan sekitar 40 persen anak-anak sering diserang bakteri penyakit ini. “Kami sudah mencapai kata sepakat,” komentar Dr Thomas Cherian selaku Koordinator EPI + Vaksin dan Bahan Biologi pada Badan Kesehatan Dunia (WHO). “Pertemuan ini perlu guna menyampaikan signyal tentang keseriusan yang kuat dan bahaya penyakit ini dan kebutuhan yang mendesak untuk mengontrol penyakit ini serta memperkecil angka kematian.”Dalam kaitan dengan pertemuan ini, Gugusan Kerja Global (Global Task Force) sudah dibentuk dengan tugas untuk menjamin perlunya tindakan mendadak dapat diambil pada waktu sekarang sampai dengan masa konferensi ISPPD di tahun 2008 mendatang di Reykjavik, Islandia.Proffesor Alian Cripps, Ketua Panitia Penyelenggara ISPPD-5, dan Wakil Kanselir (Kesehatan) Griffith dari Unversitas Gold Coast, Queensland, Australia, mengatakan bahwa “Kami mendesak para professional di bidang perawatan kesehatan, pemerintah, para donatur internasional dan pihak yang bertanggung jawab pembuat vaksin agar mau mengambil tindakan untuk mencegah beban penyakit radang paru-paru yang begitu besar ini.”Tindakan itu antara lain: - Memperluas akses agar dapat dilakukan perawatan- Pemakaian vaksin mengobati penyakit radang paru-paru secara luas- Melakukan investasi dalam penelitian tambahan dan proyek pengawasan untuk usaha ini. - Menggerakkan tindakan intervensi bagi kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan memperkecil faktor resiko. "Selama tiga tahun Perusahaan GAVI's PneumoADIP telah meletakkan dasar-dasar diperlukan agar memperkenalkan vaksin radang paru-paru dengan cepat. Memperkenalkan vaksin ini merupakan langkah pertama dan dapat menyelamatkan ribuan jiwa anak-anak,” ujar Dr Orin Levine, Direktur Eksekutif GAVI's PneumoADIP. Infeksi radang tenggorokan menjadi begitu sulit dapat diobati karena bakteri sudah risisten terhadap obat antibiotik tertentu. Kelemahan obat antibiotik dengan sendirinya mengancam keeffektifan terapi yang ada, sebaliknya juga dapat meningkatkan biaya pengobatan karena memakai antibiotik dengan dosis tinggi juga mahal. Vaksin radang paru-paru dapat menjadi alat yang efektif mencegah infeksi. Usaha meningkatkan hasil pengobatan sembari memperkenalkan vaksin baru dapat menyelamatkan jutaan nyawa anak-anak serta melakukan tindakan signifikan dengan menghadiri pertemuan “Pembangunan Millenium PBB yang bertujuan untuk memperkecil angka kematian menjadi dua per tiga (2/3) di tahun 2015 pada anak-anak.” Catatan bagi editor:Penyakit radang paru-paru merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri streptococcus pneumoniae. Apabila bakteri ini menyerang paru-paru, mereka dapat menimbulkan radang bakteri saluran pernafasan dan dapat juga menyerang saluran (bacteremia) atau jaringan darah dan cairan sekitar otak dan selaput otak (meningitis). Menurut WHO, radang paru-paru dan meningitis telah menjadi penyebab kematian sekitar 800.000 sampai satu juta anak di negara berkembang. Selanjutnya, sekitar 500.000 anak-anak meninggal setiap tahun karena penyakit diarea yang disebabkan rotavirus dan dua juta anak lainnya harus dirawat dirumah sakit. Sejauh rotavirus diarea merupakan infeksi global, hampir setiap anak yang berumur dibawah lima tahun di dunia menderita diarea.Simposium Internasional mengenai Radang Paru-paru (ISPPD-5) merupakan forum yang dapat menyatukan para ahli dari seluruh dunia untuk mempelajari dan bertukar metode dalam memerangi penyakit serius ini bagi anak-anak maupun orang dewasa. Banyak para delegasi yang menghadiri Pertemuan ISPPD-5 berasal dari negara berkembang dimana penyakit radang paru-paru ini bisa menjadi penyebab kematian dan kelumpuhan dapat anak-anak. Ada juga para individu yang berkerja digarda depan yang sekaligus merupakan alat dalam memerangi penyakit ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merupakan badan dibawah PBB yang secara khusus menangani kesehatan. Didirikan pada tanggal 7 April, 1948, organisasi ini bertujuan sebagaimana tertuang dalam Konstitusinya, adalah agar semua orang di dunia dapat memperoleh pengobatan kesehatan. Kesehatan disini hanya dibatasi dalam konstitusi WHO sebagai sebuah negara seperti halnya kesehatan, mental dan manusia social.Tujuan badan yang bertanggungjawab membuat vaksin untuk penyakit radang paru-paru dan rencana memperkenalkannya (PneumoADIP) adalah agar dapat mempersingkat waktu antara memakai vaksin baru di negara industri dan memperkenalkan produk tersebut di negara berkembang dengan mengecilkan ketidakpastian permintaan selain harga yang terjangkau oleh masyarakat. Pendekatan ini tentu harus didanai oleh GAVI selaku Aliansi Global untuk Vaksin dan Immunisasi (GAVI) melalui partner Pendana Vaksin (Vaccine Fund). PneumoADIP berlokasi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg dengan misi dapat meningkatkan daya tahan anak dan kesehatan dengan mempercepat evaluasi dan aksi ke vaksin yang dapat menyelamat nyawa anak-anak di dunia. Untuk informasi selanjutnya, silahkan kunjungi : http://www.preventpneumo.org . Aliansi GAVI diluncurkan di tahun 2000 untuk meningkatkan immunisasi dan memperluas akses untuk mendapatkan vaksin. Pemerintah di negara industri dan berkembang, UNICEF, WHO, Bank Dunia, LSM, Yayasan, pembuat vaksin, kesehatan masyarakat dan institusi penelitian bekerjasama dalam aliansi ini dalam usaha mewujudkan tujuan tadi dan melalui usaha yang gigih ini immunisasi global dapat dijalankan. Dana yang disalurkan melalui badan keuangan GAVI yang disebut “GAVI Fund” (yang dahulunya Dana Vaksin) digunakan untuk membantu meningkatkan kesehatan dan jasa immunisasi, mempercepat akses terhadap vaksin dan meningkatkan keselamatan melalui injeksi. Selain itu dana dari Yayasan Bill & Melinda, Dana Vaksin (the Vaccine Fund) didanai oleh 10 negara sampai sekarang ini antara lain Kanada, Denmark, Perancis, Irlandia, Luxemburg, Belanda, Norwegia, Swedia, Inggris dan Amerika – maupun Uni Eropah dan para donatur swasta. Untuk informasi selanjutnya, lihat situs web:http://www.preventpneumo.org SUMBER : GAVI's PneumoADIP KONTAK : Hans Kvist, Direktur Komunikasi GAVI's PneumoADIP, Mobile: +1-410-736-8243, hkvist@jhsph.edu; or Selina Haylock, Konsultan, Ruder Finn Communications for GAVI's PneumoADIP, Mobile: +44-7768-823-989, shaylock@ruderfinn.co.uk Situs Web : http://www.preventpneumo.org
Copyright © ANTARA 2006