Yogyakarta (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta para rektor perguruan tinggi negeri maupun swasta di provinsi ini memastikan partisipasi mahasiswa pada Pemilu 2024.

"Memastikan masing-masing mahasiswanya itu terdaftar sebagai pemilih," kata Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPUD DIY, Ahmad Shidqi, di Yogyakarta, Kamis.

Menurut Shidqi, para rektor memiliki peran penting mengawal setiap tahapan Pemilu 2024 termasuk mendorong para mahasiswa di kampusnya untuk terlibat sebagai pemantau pemilu.

Baca juga: Anggota DPR RI minta polisi tindak pelaku penganiayaan Ade Armando

Mahasiswa, kata dia, dapat menjadi pemilih pemula yang cerdas sekaligus berpotensi ikut menggerakkan lingkungan di sekitarnya untuk menggunakan hak pilih.

Berdasarkan daftar pemilih berkelanjutan di DIY pada Semester I Tahun 2022, jumlah pemilih pemula tercatat mencapai 5.739 orang.

Para pemilih pemula merupakan salah satu prioritas target KPU DIY dalam sosialisasi dan pendidikan pemilih.

Baca juga: Polres Majene bersikap manusiawi kawal demo mahasiswa

"Mereka rentan dimobilisasi, rentan dipengaruhi karena mereka kan baru pertama menggunakan hak pilihnya," ujar dia.

Selain menggerakkan para mahasiswanya untuk menggunakan hak suara, dia menuturkan bahwa para rektor memiliki peran memberikan seruan moral terhadap terselenggaranya Pemilu 2024 yang jujur, adil, dan berintegritas.

"Kami terus terang atas nama KPU sangat mengapresiasi dan menyambut baik deklarasi para rektor di DIY karena ini merupakan bentuk kepedulian kaum intelektual para akademisi terhadap kualitas demokrasi elektoral di Indonesia," kata dia.

Baca juga: Wantimpres: Pemerintah sudah jawab tuntutan demonstrasi mahasiswa

Sebelumnya, pada Sabtu (17/9), sebanyak 32 rektor perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di DIY menyampaikan seruan moral berjudul "Pemilu Berkualitas dan Demokrasi Bermartabat" di Balairung Universitas Gadjah Mada, Sleman.

Rektor UGM, Prof Ova Emilia, saat membacakan 10 poin seruan mengatakan bahwa pemilu seyogianya menjadi media pendidikan politik untuk pembangunan moral bangsa dan menghindari persaingan politik kotor demi kekuasaan semata.

Baca juga: Mahasiswa bagikan tasbih kepada petugas Brimob di Bawaslu RI

"Mengajak seluruh warga akademik, masyarakat sipil, dan media massa berperan aktif untuk melakukan edukasi publik guna meningkatkan literasi demokrasi dan kebangsaan, serta mengawasi jalannya kekuasaan," ujar dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022