Jadi pemimpin itu bukan sekadar legalitas, tapi harus punya legitimasi atau penerimaan oleh bawahannya.

Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko mengajak para peserta didik Sekolah Staf TNI-Polri untuk bekerja keras menguatkan integritas kepemimpinan di institusi masing-masing.

Menurut Moeldoko, hal itu penting dalam mendukung transformasi TNI-Polri menjadi institusi yang responsif, adaptif, dan terus berinovasi dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat.

"Inti dari institusi ada pada pemimpinnya. Namun, jadi pemimpin itu bukan sekadar legalitas, tapi harus punya legitimasi atau penerimaan oleh bawahannya," kata Moeldoko, dalam keterangan pers Kantor Staf Presiden (KSP) RI yang diterima di Jakarta, Rabu.

Hal itu disampaikan Moeldoko saat menjadi pembicara dalam Seminar Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri Dikreg ke-31 dan Sekolah Staf Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri Dikreg ke-62.

Menurut Moeldoko sekitar 70 hingga 90 persen dari proses transformasi TNI-Polri bergantung pada pemimpinnya.

Oleh karena itu, Moeldoko menyerukan pentingnya loyalitas kepada negara dan kemampuan untuk mengasah jiwa kepemimpinan di hadapan sekitar 120 peserta Sespimti Polri, 225 peserta Sespimmen Polri, dan sedikitnya 500 undangan.

"Saya berharap dua atau tiga siswa di sini, jadi Kapolri atau Panglima TNI yang memimpin dengan integritas dan loyalitas kepada negara," ujar Moeldoko.

Mantan Panglima TNI 2013-2015 itu menekankan bahwa pemimpin yang baik adalah yang memberikan kesempatan bagi anak buahnya.

Pasalnya, ia meyakini pemimpin harus membesarkan organisasinya termasuk mengembangkan kapasitas anggotanya.

"Tidak ada gaya kepemimpinan yang paling efektif. Yang paling penting, pemimpin harus berorientasi kepada kebutuhan lingkungan dan kebutuhan bawahan/anggota secara relatif," kata Moeldoko.

Ia juga menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan relatif adalah situasi dimana pemimpin mampu menganalisis apa yang terbaik bagi institusi maupun anggotanya.

Salah satu caranya adalah dengan mendengarkan aspirasi anggota.

"Pemimpin harus selalu mendengar. Oleh karenanya, sebagai pemimpin di Kantor Staf Presiden, saya menginisiasi program KSP Mendengar, sarana yang mendekatkan masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemimpin negara. Karena pemimpin hanya boleh loyal kepada negara dan bangsa, bukan pada aspek yang lain," kata Moeldoko.

Moeldoko juga terus mendorong agar TNI-Polri menjadi institusi yang mumpuni, utamanya dalam menjalankan perannya sebagai institusi yang menciptakan keamanan dan stabilitas nasional.

Selain akan meningkatkan kepercayaan publik kepada TNI-Polri, hal ini, menurut Moeldoko, secara tidak langsung akan mengundang para investor datang ke Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Baca juga: KSP serahkan Program Pemberdayaan Reforma Agraria untuk warga Jatim
Baca juga: KSP sebut penerapan Inpres Mobil Listrik dilakukan secara bertahap

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022