Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong akselerasi hilirisasi industri di dalam negeri.

Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Liliek Widodo menegaskan program hilirisasi ini sudah menjadi programnya pemerintah.

"Di sektor logam, di besi baja, kita akan mencoba untuk membuat produk produk yang lebih hilir yang bernilai tambah tinggi. Kan ada pohon industri, mulai dari tambang, produk antara, produk hilir, produk nikel, stainless steel penggunaan di industri mesin, elektronika, industri perkapalan, kita bawa ke sana," ucap Liliek dalam pameran International Metal Technology Indonesia (IMTI) dan Fabrication Technology Indonesia (FTI) 2022 di Jakarta, Rabu (21/9).

Liliek menjelaskan masalah di hilirisasi ialah kendati di hulu sudah ada smelter, seperti smelter nikel tetapi di hilir industrinya masih belum berjalan maksimal. Padahal nikel itu banyak sekali turunannya. Seperti baterai listrik dari nikel.

"Itu untuk motor listrik dan mobil listrik. Hingga kini industrinya belum banyak, sudah ada yang masuk. Makanya itu yang kami dorong, bagaimana agar industrinya tersedia,"ucap Liliek. Prospektinya hiliriasi industri teranh dia bisa tergambar dari antusiasme pengusaha lokal, termasuk melalui pameran IMTI dan FTI ini.

Ia menegaskan jika hilirisasi industri ini berjalan lancar akan memberi devisa yang besar bagi negara. Adapun Kemenperin telah mendukungnya melalui sejumlah instrumen kebijakan termasuk Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba) beserta undang undang tentang perindustrian beserta turunannya.

Direktur PT. Pelita Promo Internusa Rini Sumardi selaku penyelenggara acara mengatakan, pameran IMT tahun ini diselenggarakan sebagai upaya untuk merespon perkembangan industri logam Indonesia yang mendapatkan dukungan kuat dari pemerintah dalam meningkatkan pemrosesan logam, pengecoran, teknologi casting, fabrikasi, metalurgi, dan kegiatan produksi logam lainnya.

"Sebagai pameran perdagangan internasional, IMT Indonesia akan menghadirkan teknologi dan solusi yang paling diminati untuk perluasan lebih lanjut kapasitas produksi logam Indonesia dengan menarik para pemain industri lokal dan investor asing yang berkontribusi pada mata rantai pasokan industri logam dan mesin dalam negeri," paparnya.

Ia memaparkan, pameran ini akan dilengkapi dengan seminar yang berfokus pada penyajian wawasan kecenderungan (trend) dan peluang bisnis di industri logam dan mesin seperti yang diamati oleh otoritas/regulator maupun pelaku industri dan pakar profesional.

Ia menerangkan, tahun 2023 merupakan persiapan landasan untuk menuju negara maju selaras dengan Visi Indonesia 2045, dengan target produk domestik bruto (PDB) perkapita 15.287 dollar AS, dengan tahapan tahun 2025 (USD 4.890), 2030 (USD 6.278), 2035 (USD 8.387),dan 2040 (USD 11.332).

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022