Prof Ova saat ditemui di Yogyakarta, Selasa, menyebutkan virus polio yang kembali muncul di Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa kasus penularan virus yang sudah lama menghilang masih berpotensi mewabah kembali.
"Sekarang di Amerika tiba-tiba ada polio lagi nah itu kan karena ada sesuatu kejadian-kejadian yang kita tidak memitigasi atau melihat itu sebagai suatu hal yang mengancam sehingga orang lengah," ujar dia.
Baca juga: Satgas COVID-19: 62,77 juta orang dapatkan vaksin penguat
Baca juga: Satgas COVID-19 laporkan 6.228.979 orang sembuh
Guru Besar bidang pendidikan kedokteran ini meyakini pernyataan WHO terkait prediksi pandemi segera berakhir telah dilandasi dengan penghitungan.
Meski demikian, menurut Ova, perkiraan itu bersifat relatif karena setiap wilayah di dunia memiliki kondisi penularan yang tidak sama.
"Dikembalikan lagi masing-masing wilayah, tentunya memiliki kekhasan, jadi itu sifatnya kan proporsional dan relatif," kata dia.
Baca juga: Epidemiolog sebut pandemi berakhir paling lambat pertengahan 2023
Baca juga: Lab tes COVID-19 di AS turunkan aktivitas meski khawatir kasus naik
Sementara itu, ia menilai situasi penularan dan risiko kematian akibat COVID-19 di Indonesia sudah semakin berkurang seiring vaksinasi yang terus digencarkan.
Dengan begitu, menurut dia, berbagai aktivitas yang bersifat tatap muka tidak lagi mengkhawatirkan.
"Aktivitas yang sifatnya tatap muka saya kira itu tidak masalah jadi sudah bukan pandemi lagi tetapi sudah mulai berkurang," kata dia.
Ova lantas mengingatkan pemerintah untuk tetap menggencarkan surveillans serta pemantauan di lapangan untuk memastikan dinamika penularan COVID-19 di Tanah Air.
Baca juga: Presiden Jokowi: Indonesia tak tergesa-gesa putuskan pandemi berakhir
Guru Besar bidang pendidikan kedokteran ini meyakini pernyataan WHO terkait prediksi pandemi segera berakhir telah dilandasi dengan penghitungan.
Meski demikian, menurut Ova, perkiraan itu bersifat relatif karena setiap wilayah di dunia memiliki kondisi penularan yang tidak sama.
"Dikembalikan lagi masing-masing wilayah, tentunya memiliki kekhasan, jadi itu sifatnya kan proporsional dan relatif," kata dia.
Baca juga: Epidemiolog sebut pandemi berakhir paling lambat pertengahan 2023
Baca juga: Lab tes COVID-19 di AS turunkan aktivitas meski khawatir kasus naik
Sementara itu, ia menilai situasi penularan dan risiko kematian akibat COVID-19 di Indonesia sudah semakin berkurang seiring vaksinasi yang terus digencarkan.
Dengan begitu, menurut dia, berbagai aktivitas yang bersifat tatap muka tidak lagi mengkhawatirkan.
"Aktivitas yang sifatnya tatap muka saya kira itu tidak masalah jadi sudah bukan pandemi lagi tetapi sudah mulai berkurang," kata dia.
Ova lantas mengingatkan pemerintah untuk tetap menggencarkan surveillans serta pemantauan di lapangan untuk memastikan dinamika penularan COVID-19 di Tanah Air.
Baca juga: Presiden Jokowi: Indonesia tak tergesa-gesa putuskan pandemi berakhir
Baca juga: Satgas IDI: Indonesia menuju jalur yang tepat menuju endemi
Baca juga: Ahli: Vaksinasi hal penting di tengah peluang endemi
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022