Antisipasi sejak dini menjadikan angka kematian karena DBD bisa diminimalkan

Jakarta (ANTARA) - Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Utara dr Lysbeth Regina Pandjaitan mengimbau warga yang mengalami demam agar segera mengecek darah ke laboratorium fasilitas kesehatan terdekat untuk mengantisipasi Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Jika ada demam, dianjurkan masyarakat cek darah ke laboratorium fasilitas kesehatan terdekat," kata Lysbeth kepada wartawan di Jakarta Utara, Selasa.

Antisipasi sejak dini menjadikan angka kematian karena DBD bisa diminimalkan.

Menurut data yang dihimpun petugas Sudinkes di Jakarta Utara, Selasa, DBD mencapai 1.150 kasus per Januari-September 2022. Tercatat satu kasus korban DBD meninggal dunia pada 2 Mei 2022 merupakan RT 03/RW 01 Kelurahan Tanjung Priok berinisial TH.

Sementara jumlah pasien dirawat berkaitan dengan DBD sejak Januari-September 2022 sebanyak 1.286, berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi positif dan negatif.

Pihaknya mencatat, Kecamatan Kelapa Gading menjadi wilayah yang memiliki kasus demam berdarah dengue tertinggi di Jakarta Utara, dengan insidence rate mencapai 81,12 persen.

Kasus tahun 2022 juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan 2021 lalu. Sepanjang tahun 2021, jumlah kasus DBD di Jakarta Utara hanya 368 kasus, Tahun 2020, tercatat ada 542 kasus DBD di Jakarta Utara.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jakarta Utara Yenny Nursanti mengimbau masyarakat menjadi juru pemantau jentik (Jumantik) mandiri dalam rangka antisipasi demam berdarah dengue (DBD).

Istri Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim itu menuturkan penting bagi setiap rumah tangga untuk mencegah DBD sejak dini dari dalam kediamannya masing-masing.

"Artinya, jika mereka (warga) sungkan didatangi PKK dari kelurahan atau RW, mereka bisa menjadi Jumantik mandiri," kata Yenny di Kantor Lurah Ancol, Pademangan, Jakarta Utara pada Selasa, 19 Juli silam.

"Periksa sendiri, entah itu dispenser, penampung air, AC, dan lainnya," sambung dia.

Yenny menuturkan, kasus demam berdarah memang kerap kali terjadi di kala pancaroba.

Seiring hal tersebut, pihaknya melalui kader-kader PKK sampai di tingkat RT dan RW juga sudah menjalankan upaya pemberantasan sarang nyamuk aedes aegypti.

"Kader PKK sudah melaksanakan 3 M, menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan menggunakan kembali (barang bekas), bukan mengubur," kata Yenny.

"Kemudian itu juga dilakukan oleh seluruh kader Jumantik yang tersebar di seluruh RW di Jakarta Utara," sambung dia.

Karenanya, Yenny mengapresiasi kader PKK dan unsur masyarakat lainnya yang aktif dalam upaya pencegahan penyakit berbahaya ini, salah satunya di Kelurahan Ancol yang dua kali seminggu menggencarkan pemeriksaan jentik.

Namun, meski kader PKK sudah memaksimalkan pemberantasan sarang nyamuk, masing-masing rumah tangga juga bisa menjalankan hal serupa secara mandiri.

"Jadi kader PKK setiap hari Jumat di Ancol, bahkan Pak Lurah tadi bilang dua kali seminggu melaksanakan pemeriksaan jentik. Kadang masyarakat juga sudah kita ajarkan menjadi Jumantik mandiri," tutupnya.
Baca juga: Angka kesakitan DBD di Pasar Rebo tertinggi di Jakarta Timur
Baca juga: Kepadatan penduduk alasan DBD di Jakarta Selatan melonjak
Baca juga: Kecamatan Pasar Minggu catat kasus DBD tertinggi di Jakarta Selatan

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022