Daerah yang mengalami kekeringan pada Agustus awalnya hanya empat kecamatan, tetapi September ini, sudah meluas
Boyolali (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah menyebutkan wilayah yang mengalami kekeringan meluas sehingga masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Kepala BPBD Boyolali Widodo Munir di Boyolali, Selasa, mengatakan wilayah yang mengalami kekeringan dan meminta bantuan air bersih bertambah dari empat menjadi lima kecamatan yakni Wonosegoro, Wonosamodro, Kemusu, Simo dan kini bertambah Tamansari.
Widodo Munir mengatakan di Kecamatan Tamansari ada 9 desa yang berpotensi kesulitan air bersih dari 10 desa seluruhnya.
Desa yang berpotensi menghadapi kekeringan yakni Jemowo, Sangub, Mriyan, Lanjaran, Keposong, Karangkendel, Sumur, Lampar dan Dragan.
Baca juga: BPBD Boyolali droping air bersih di empat kecamatan daerah kekeringan
Baca juga: Polres Boyolali salurkan 300 paket beras untuk warga kurang mampu
"Kecamatan Tamansari hanya satu desa yang sudah mandiri bisa memenuhi kebutuhan air bersih yakni Karanganyar, sedangkan lainnya rawan kekeringan," kata Widodo.
Masyarakat Tamansari yang sudah meminta bantuan air bersih berasal dari dua desa yakni Dragan dan Jemowo yang masing-masing sudah dilakukan droping air sebanyak 5 tangki dan 10 tangki.
Daerah yang mengalami kekeringan pada Agustus awalnya hanya empat kecamatan, tetapi September ini, sudah meluas, bertambah satu menjadi lima kecamatan setelah warga Tamansari mengajukan bantuan air bersih melalui kantor desa dan kecamatan.
Sejak Agustus hingga September ini, BPBD sudah melakukan droping air bersih ke daerah bencana kekeringan sebanyak 47 tangki.
BPBD terakhir mengirim bantuan air bersih ke Desa Dragan dan Jemowo (Tamansari) pada Senin (19/9), total hingga sekarang sebanyak 15 tangki.
Baca juga: Pemkab Boyolali sosialisasikan langkah jangka panjang atasi kekeringan
BPBD mengimbau masyarakat yang daerahnya mengalami kekeringan untuk mengajukan droping air melalui Pemerintah Desa atau kantor kecamatan dan pihaknya segera menindaklanjuti dengan melakukan droping air ke lokasi.
Linda (23) salah satu warga Desa Dragan Tamansari mengatakan setiap memasuki musim kemarau, warga Desa Dragan mayoritas sudah kesulitan air bersih.
Warga yang mampu dapat membeli air bersih dengan harga Rp140.000 per tangki. Namun, warga kurang mampu meminta bantuan dari pemerintah daerah untuk dikirim air bersih.
Air bersih di Desa Dragan biasanya untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak, minum, mandi dan cuci. Selain itu, untuk minum ternak bagi warga yang memelihara hewan ternak.
"Saya yang tinggal bersama nenek membeli air satu tangki bisa untuk kebutuhan hingga dua bulan ke depan. Warga mayoritas memiliki bak penyimpanan air. Desa Dragan sebenarnya punya embung, tetapi hanya untuk memenuhi kebutuhan air pertanian," katanya.
Baca juga: Dinkes sebut kasus COVID-19 di Boyolali melandai
Baca juga: PPIH Debarkasi Solo pulangkan 360 haji asal Boyolali dan Batang
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022