Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menyambut baik langkah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui “Black Sea Initiative” untuk memastikan pengiriman pasokan pangan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia, yang sempat terganggu akibat perang.
Dalam pertemuan dengan Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB Martin Griffiths di New York pada Senin (19/9), Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menekankan pentingnya implementasi inisiatif tersebut, terutama untuk membantu negara berkembang mengamankan pasokan pangan dan pupuk untuk rakyatnya.
Dalam kesempatan tersebut, Griffiths menyampaikan kepada Retno beberapa informasi terkini terkait ekspor gandum dari Rusia, demikian keterangan tertulis Kemlu RI pada Selasa.
Komunikasi Retno dengan Griffiths secara regular dilakukan dari sejak awal dampak pangan dirasakan akibat terjadinya perang di Ukraina. Komunikasi intensif juga dilakukan menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kiev dan Moskow pada akhir Juni lalu.
Selain membahas implementasi “Black Sea Initiative”, Retno dan Griffiths juga membahas mengenai bantuan kemanusiaan di Myanmar. Keduanya sepakat bahwa bantuan kemanusiaan penting dipastikan diterima oleh semua rakyat Myanmar yang memerlukannya, tanpa diskriminasi.
Keduanya juga sepakat untuk melakukan sinergi mengenai bantuan kemanusiaan dari ASEAN dan PBB kepada Myanmar. Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN pada 2023.
Mengenai Afghanistan, keduanya membahas mengenai situasi kemanusiaan di Afghanistan yang tidak membaik. Griffiths menyambut baik peran Indonesia dalam memajukan komunikasi dengan ulama di Afghanistan dan mendorong pemajuan hak pendidikan bagi perempuan di Afghanistan.
Baca juga: Putin sebut ekspor pangan ke negara miskin sedikit, Inggris membantah
Baca juga: Sekjen PBB serukan dukungan untuk akhiri krisis pangan
Baca juga: Pemerintah Rusia desak pihak Barat fasilitasi ekspor biji-bijian Rusia
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022