Bandarlampung (ANTARA) - Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Cabang Lampung, Ismen Mukhtar mengatakan penerapan konsep One Health menjadi salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk pengendalian penyakit dan mengantisipasi adanya penularan penyakit infeksi baru di tengah masyarakat.
"Saat ini kita harus sudah mulai menerapkan konsep One Health, jadi tidak hanya kesehatan manusia yang menjadi perhatian melainkan kesehatan hewan dan lingkungan sekitar juga diperhatikan," ujar Ismen Mukhtar, di Bandarlampung, Senin.
Ia menjelaskan melalui konsep itu dapat dengan sistematis mencegah adanya penularan penyakit dari hewan ke manusia, akibat beragam kerusakan lingkungan yang mungkin disebabkan oleh manusia.
“Banyak faktor yang mengakibatkan penyakit yang sebelumnya menjangkit hewan bisa berpindah ke manusia, seperti adanya perdagangan hewan liar, deforestasi juga bisa mengakibatkan bakteri atau virus yang biasa bersirkulasi di hutan mendekat ke hewan peliharaan, ternak dan berakhir ke manusia,” kata dia.
Baca juga: Epidemilog: Jangan lengah COVID-19 masih terus bermutasi
Baca juga: Epidemiolog: Evaluasi vaksin tahap satu untuk keberhasilan tahap kedua
Dia mengatakan dengan penerapan One Health untuk mencegah adanya zoonosis, bisa diperkuat dengan penerapan biosecurity yang baik pula, serta pelaksanaan vaksinasi pada hewan peliharaan secara rutin.
"Ini memang jangka panjang dan tidak disadari, jadi langkah deteksi dini pada ternak, hewan peliharaan dan penerapan biosecurity bisa jadi satu langkah penerapan konsep One Health jadi tidak hanya kesehatan manusia tapi kesehatan hewan pun dijaga untuk mencegah adanya penularan penyakit dari hewan ke manusia," ucapnya.
Menurut dia, kesehatan hewan dan kesehatan manusia harus menjadi satu kesatuan yang saling melekat untuk mencegah penularan penyakit dari hewan ke manusia.
"Ini jadi langkah pengendalian atas penyakit, interaksi kita dengan ternak atau hewan peliharaan harus diperhatikan, kesehatannya juga harus diawasi untuk menjaga diri agar tetap sehat serta mencegah adanya penyakit infeksi baru," ujarnya.*
Baca juga: Karantina 28 hari efektif ketimbang akhir pekan, sebut epidemiolog UI
Baca juga: Epidemiolog sarankan pemerintah fokus atasi kerumunan cegah COVID-19
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022