Jakarta (ANTARA) - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua Pendeta Lipiyus Biniluk pada Senin, mendatangi Istana Kepresidenan Jakarta untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo.
Pendeta Lipiyus tidak berkenan menjelaskan lebih lanjut isi pertemuannya dengan Presiden Jokowi dan hanya menyatakan bahwa ia menyampaikan masukan sebagai kewajiban salah satu pemuka agama.
"Saya seperti ini tetapi memberikan masukan kepada pemimpin negara itu kewajiban sebagai pendeta," kata Lipiyus kepada awak media selepas pertemuan.
Lipiyus mengaku bahwa kedatangannya selain karena urusan pribadi, tetapi juga persoalan penting bagi bangsa Indonesia dan tidak semata-mata terkait Papua.
"Kami juga ada urusan pribadi. Urusan pribadi yang paling penting saya tidak mau ngomong, tapi itu luar biasa, untuk bangsa besar ini. Kami ambil sikap untuk bangsa ini, bukan (hanya) Papua," katanya.
Pendeta Lipiyus sebelumnya selaku Ketua FKUB Papua pernah membentuk tim investigasi terkait insiden yang terjadi di Kaurbaga, Kabupaten Tolikara, pada saat Idul Fitri 1436 Hijriah atau 17 Juli 2015 silam.
Kala itu Pendeta Lipiyus juga sempat melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta pada 25 Juli 2015 dan menyatakan bahwa insiden Tolikara bukan konflik agama.
Menurut Lipiyus, pembenahan pola komunikasi antarmasyarakat maupun masyarakat dengan pemangku kepentingan menjadi salah satu kunci untuk mencegah berulangnya insiden serupa.
"Tolikara bukan masalah agama. Masalah dasar adalah komunikasi yang tak berjalan baik," kata Lipiyus kala itu.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2022