Daerah-daerah produsen yang surplus dan daerah-daerah yang sorted atau kekurangan ini harus betul-betul dipetakan dengan baik.
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo meminta dilakukan pemetaan yang lebih baik terkait produksi dan kebutuhan komoditas hortikultura seperti cabai dan bawang merah di daerah, demikian disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
"Daerah-daerah produsen yang surplus dan daerah-daerah yang sorted atau kekurangan ini harus betul-betul dipetakan dengan baik," kata Syahrul dalam keterangan pers selepas mengikuti rapat internal terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
Syahrul menjelaskan ada dua pendekatan untuk mematangkan pemetaan tersebut, pertama meningkatkan intensitas komunikasi perdagangan antardaerah melalui peran aktif gubernur, bupati, dan wali kota.
Baca juga: Pemerintah matangkan dua strategi gencarkan petani tanam kedelai
Kedua, lewat intervensi pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, dan Kementerian Perdagangan.
Pemetaan yang lebih baik itu diharapkan bukan saja mampu memantau tingkat produktivitas tetapi juga mengendalikan harga secara baik.
Di sisi lain Presiden juga tetap memerintahkan untuk melakukan penanaman tambahan bagi komoditas hortikultura dengan melibatkan BUMN untuk membeli produk-produk tersebut yang diharapkan memainkan peran sebagai penyedia fasilitas logistik sembari penjamin alur produksi bagi para petani.
"Sistem logistik dan transportasi ini harus terus di-exercise sehingga stabilitas harganya juga bisa dikendalikan dengan semaksimal mungkin oleh pemerintah," kata Syahrul.
Pemerintah daerah juga diminta untuk melanjutkan arahan Presiden yakni dipersilakan menggunakan pos anggaran belanja tidak terduga di APBD masing-masing untuk menutup kebutuhan transportasi komoditas pangan dalam upaya menjaga stabilitas harga dan menekan inflasi.
"Intinya baik bupati, wali kota, dan gubernur ikut terlibat dalam mengendalikan harga karena produksinya cukup, kemudian tentu saja Kementan bersama Badan Pangan Nasional yang mengatur neraca-neraca antardaerah bisa bekerja sama dengan daerah untuk mengintervensi pada daerah-daerah sorted , dan memetakannya dengan baik," ujar Syahrul.
Baca juga: Mentan minta KTNA rumuskan rekomendasi penguatan produksi pangan
Mentan mengingatkan bahwa pemetaan tersebut bukanlah sebuah pekerjaan baru bagi Kementan. "Kementan tiga tahun terakhir mapping ini ada. Kami tahu di mana daerah sorted, kapan produksi akan menurun karena cuaca atau pascapanen," katanya.
Syahrul menekankan bahwa aspek paling strategis dari hasil rapat tersebut adalah perintah agar BUMN menampung produksi petani terlebih dulu dan berperan menyimpan dengan baik sebelum mendistribusikan secara bertahap.
"BUMN diminta untuk membeli semua produksi yang ada dulu dan menstok dan mengeluarkan secara bertahap pada waktu-waktu yang terjadi sorted atau kebutuhan yang peak season. Mudah-mudahan ini strategi yang sangat baik," pungkas Mentan.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022