Jakarta (ANTARA) - Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) Erlina Burhan mengatakan masyarakat dari kelompok lanjut usia (lansia) menjadi bahan perhatian menjelang endemi karena faktor risiko kematian yang tinggi saat terinfeksi COVID-19.

"Lansia jadi bahan perhatian akibat usia tinggi, sistem imunitas turun, ditambah komorbid, itu ada faktor risiko kematian atau beratnya penyakit kalau terkonfirmasi COVID-19," katanya dalam Talkshow: Mengapa Booster Masih Diperlukan? yang diikuti dari YouTube BNPB di Jakarta, Senin siang.

Dokter spesialis penyakit paru-paru Rumah Sakit Persahabatan Jakarta Timur itu, mengatakan perlindungan vaksinasi pada lansia optimal untuk memberi perlindungan, termasuk protokol kesehatan, minimal memakai masker.

"Kalau melihat kondisi sekarang di rumah sakit, umumnya adalah orang tua dan mereka yang berkomorbid yang belum divaksin. Lebih banyak pasien yang belum divaksin," katanya.

Baca juga: Kemenkes: Enam kebijakan WHO untuk akhiri pandemi

Dilansir dari Dashboard Vaksinasi COVID-19, jumlah lansia yang telah menerima suntikan dosis ketiga berjumlah 6,61 juta orang dari target sasaran 21,55 juta jiwa.

Untuk dosis pertama berjumlah 18,36 juta jiwa atau setara 85,19 persen serta dosis kedua berjumlah 14,84 juta jiwa atau setara 68,88 persen dari target sasaran.

Erlina mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan vaksinasi pada lansia sebagai salah satu indikator penting menuju endemi yang sudah di depan mata.

Cakupan vaksinasi pada lansia yang direkomendasikan WHO minimal harus mencapai 97 persen dari populasi di setiap negara.

Baca juga: Menkes: Endemi perlu kesepakatan bersama pemimpin negara
Baca juga: Menkes: Kajian vaksin anak dan lansia upaya perkuat antibodi warga
Baca juga: Menkes: Vaksinasi penguat dapat cegah kematian pada lansia

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022