Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada Senin, karena melemahnya dolar dan kekhawatiran pasokan menjelang embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia pada Desember mengimbangi kekhawatiran resesi global yang dapat mengurangi permintaan bahan bakar.
Harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 1,15 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi diperdagangkan di 92,50 dolar AS per barel pada pukul 00.49 GMT setelah menetap naik 0,5 persen pada Jumat (16/9/2022).
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan di 86,16 dolar AS per barel atau meningkat 1,05 dolar AS atau 1,2 persen. Kontrak bulan depan berakhir pada Selasa (20/9/2022).
Kedua kontrak, yang turun lebih dari 1,0 persen minggu lalu di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga lain oleh Federal Reserve dapat memperlambat pertumbuhan global, didukung oleh dolar yang lebih lemah yang keluar dari level tertinggi multi-tahun. Dolar AS yang lebih lemah membuat komoditas berdenominasi dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Di China, pelonggaran pembatasan COVID-19 di Chengdu, kota barat daya berpenduduk lebih dari 21 juta orang, meredakan kekhawatiran tentang permintaan di konsumen energi nomor dua dunia. Ekspor bensin dan solar China juga rebound, mengurangi persediaan lokal yang tinggi, setelah Beijing mengeluarkan kuota baru.
Baca juga: Harga minyak Asia naik tipis, namun di jalur penurunan mingguan
Terlepas dari pertanyaan tentang masa depan ekonomi dunia, kepala eksekutif Kuwait Petroleum Corporation (KPC) mengatakan pada Minggu (18/9/2022) bahwa pelanggannya masih menuntut volume yang sama tanpa perubahan.
Negara Teluk saat ini memproduksi lebih dari 2,8 juta barel per hari minyak sesuai dengan kuota OPEC.
Di tempat lain, operasi pemuatan dan ekspor minyak dari terminal minyak Basrah Irak kembali ke tingkat normal pada Sabtu (17/9/2022) Basrah Oil Company mengatakan, sehari setelah dihentikan karena tumpahan yang kini telah diatasi.
Di Nigeria, kapal penyimpanan dan pembongkaran laut dalam Bonga berkapasitas 200.000 barel per hari dijadwalkan untuk pemeliharaan pada Oktober, kata seorang juru bicara pada Minggu (18/9/2022).
Memberi sinyal lebih banyak pasokan dari Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan energi AS menambahkan rig minyak dan gas alam untuk pertama kalinya dalam tiga minggu pekan lalu.
Jumlah rig minyak dan gas, indikator awal produksi masa depan, naik empat menjadi 763 dalam seminggu hingga 16 September, tertinggi sejak Agustus, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan pada Jumat (16/9/2022).
Baca juga: Harga minyak naik setelah tumpahan di Basra, tetapi turun mingguan
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022