Jakarta (ANTARA) - LEMIGAS Ditjen Migas dan Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM bersama Badan Geologi, akademisi, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), dan stakeholders terkait berkolaborasi melakukan pemutakhiran potensi penyimpanan (storage) karbon.

"Kami intensifkan kembali pathway menuju implementasi CCS/CCUS (carbon capture and storage/carbon capture, utilization, and storage), berkolaborasi dengan para ahli profesional, lembaga pengujian LEMIGAS, akademisi, KKKS dan stakeholders lainnya. Tim teknis gabungan CCS/CCUS sedang disiapkan. Minggu lalu pembahasan tim sudah dilakukan," ujar Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM Mirza Mahendra dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Studi CCS/CCUS di Indonesia akan dimutakhirkan dengan perhitungan storage CO2, serta aspek teknologi dan biaya yang lebih update sesuai perkembangan.

Di sisi lain, menurut Mirza, masih terdapatnya emisi CO2 dari produksi migas yang dilepas (venting) secara aman dan terbatas juga perlu terus diminimalkan.

Penerapan teknologi CCS/CCUS merupakan bagian dari upaya transisi energi untuk mendukung pencapaian target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Para KKKS migas juga mulai gencar meminimalkan emisi karbon.

"Pemerintah terus mendorong energi yang lebih bersih dengan penerapan teknologi. Studi dan implementasi program rendah karbon di subsektor migas harus diintensifkan oleh para KKKS, di bawah pengawasan pemerintah. Teknologi CCS/CCUS merupakan salah satu upaya meminimalisir emisi CO2 ke depan," tambah Mirza.

Studi potensi CCS/CCUS Indonesia yang ada saat ini utamanya pada zona produksi migas dan reservoir migas (depleted oil and gas reservoir).

Kepala LEMIGAS Ditjen Migas Kementerian ESDM Ariana Soemanto menambahkan tim teknis gabungan CCS/CCUS tersebut akan menghasilkan pemutakhiran perhitungan kapasitas storage CO2 pada berbagai formasi geologi, cekungan sedimen, baik pada depleted oil and gas reservoir, maupun saline formation atau reservoir air bersalinitas tinggi.

Hal tersebut didukung dengan metode perhitungan potensi storage yang melibatkan para tim ahli profesional, LEMIGAS, maupun akademisi dan badan usaha. Tim teknis gabungan CCS/CCUS juga akan menghasilkan studi teknologi dan aspek biaya.

"Laboratorium pengujian LEMIGAS dan tim teknisnya, serta kolaborasi profesional dan akademisi akan mendukung pemutakhiran perhitungan potensi storage CO2 dengan berbagai data cekungan dan studi terbaru. Juga mencakup aspek teknologi dan biaya. Selain itu, LEMIGAS juga mendukung pengujian dan jasa untuk studi CCS/CCUS dan penurunan CO2 pada KKKS, seiring dengan upaya pemanfaatan teknologi energi bersih," kata Ariana.

Baca juga: RI usulkan kerja sama teknologi penyimpanan karbon di Presidensi G20
Baca juga: Kementerian ESDM taruh perhatian penuh pada sistem penyimpanan energi
Baca juga: Kementerian ESDM perluas kerja sama pemanfaatan teknologi CCS/CCUS

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022