Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan penambahan kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 2.079 orang hingga Sabtu, pukul 12.00 WIB.

Data Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyebutkan DKI Jakarta mencatatkan penambahan kasus COVID-19 terbanyak, yakni 1.596 orang.

Penambahan kasus COVID-19 diikuti Provinsi Jawa Barat 375 orang, Jawa Timur 188, Banten 183 orang, dan Jawa Tengah 112 orang.

Kasus terkonfirmasi positif itu menambah jumlah total kasus terkonfirmasi positif sejak Maret 2020 berjumlah 6.407.123 orang.

Baca juga: Papua harapkan Kemenkes dapat penuhi stok vaksin COVID-19

Baca juga: Kemenkes dorong pengelola mal kembali buka gerai vaksinasi


Sementara itu tercatat, pasien sembuh COVID-19 harian terbanyak dilaporkan di Provinsi DKI Jakarta 1.596 orang, Jawa Timur 208 orang, Jawa Barat 196 orang, Banten 175 orang, dan Sulawesi Utara 113 orang.

Dengan demikian, secara nasional angka kesembuhan harian bertambah 2.681 orang, sehingga total mencapai 6.221.389 orang.

Sedangkan penambahan kasus meninggal harian tercatat sebanyak delapan orang, terjadi di Provinsi Jawa Timur tiga orang, DKI Jakarta dua orang, Sulawesi Utara, Bali dan Sulawesi Tenggara masing-masing satu orang.

Satgas COVID-19 juga mencatat, jumlah kasus aktif yang mencakup penderita COVID-19 yang masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri pada hari ini sebanyak 27.850 kasus aktif, turun 610 orang dibandingkan hari sebelumnya (16/9).

Selain itu terdapat pula 3.924 orang yang masuk dalam kategori suspek.

Hasil tersebut didapat setelah dilakukan pengujian pada hari ini terhadap 53.122 spesimen dari 26.698 orang yang diperiksa di ratusan jaringan laboratorium di seluruh Indonesia.

Tingkat positif (positivity rate) spesimen harian adalah 7,25 persen dan untuk tingkat positivity rate orang harian adalah 7,79 persen.

Sebelumnya, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengimbau masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan karena pandemi belum berakhir.

"WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) belum mencabut status pandemi. Kita harus menyadari bahwa kehadiran subvarian bahkan potensi varian baru yang lebih menginfeksi bisa saja terjadi ketika sebagian dari penduduk atau negara di dunia longgar protokol kesehatan," ujar Dicky.

Ia mengakui, situasi COVID-19 di dalam negeri saat ini memang cenderung di fase melandai, tetapi beberapa wilayah di dunia status kasusnya meningkat seperti di Jepang bahkan beberapa negara Eropa.*

Baca juga: Kemenkes: Pertahankan disiplin prokes dan vaksin sampai pandemi usai
​​​​​​

Baca juga: Satgas: Penduduk Indonesia penerima vaksin penguat 62,3 juta orang

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022