Banda Aceh (ANTARA News) - Presiden Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), Joseph S Blatter mengharapkan agar dunia sepakbola di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) bangkit, karena sarana olahraga yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami kini telah dibangun kembali oleh FIFA. "Program FIFA pasca tsunami yang dilakukan di Aceh, diharapkan bisa membangkitkan kembali dunia sepak bola di daerah ini," katanya ketika meninjau proyek pembangunan Stadion Lampineng, Banda Aceh, Selasa. Gempa bumi dan tsunami yang melanda sebagian Provinsi Aceh pada 26 Desember 2004, telah menghancurkan sarana olahraga, khususnya stadion sepakbola. FIFA yang merupakan organisasi sepak bola dunia tersebut memberi sumbangan senilai 3,5 juta dollar Amerika Serikat (AS) untuk memperbaiki dan membangun kembali lapangan sepakbola yang rusak dan hancur tersebut. Blatter menyatakan, dirinya pernah mendengar bahwa kesebelasan Persiraja Banda Aceh pernah menjuarai liga Perserikatan PSSI pada tahun 1980-an. "Untuk itu, saya berharap agar Persiraja bisa bangkit kembali dan menjadi juara lagi," katanya pada acara yang dihadiri Ketua Umum KONI Pusat, Agum Gumelar dan Plh Ketua Umum PSSI, Agusman Effendi. Pada bagian lain, ia juga menyatakan bahwa kunjungannya ke Aceh merupakan salah satu misi kemanusiaan, khususnya di bidang olahraga sepakbola. Dikatakan, basis olahraga sepakbola adalah usia dini, oleh karenanya FIFA terus membantu program pembinaan sepakbola usia dini di negara-negara yang terkena musibah tsunami, seperti Indonesia, Bangladesh, Thailand, dan Sri Langka. Ia juga menyatakan, solidaritas terhadap korban tsunami tidak hanya dilakukan organisasi FIFA, tapi juga oleh individu para atlit sepakbola dunia yang datang langsung untuk memberikan dukungan kepada pemain sepakbola di Aceh, khususnya anak-anak usia dini. "Itu semua tidak lain adalah sebagai upaya kita semua untuk membangun sepakbola di seluruh pelosok dunia," katanya. Sementara itu, Gubernur Mustafa menyatakan, Pemda NAD sangat berterima kasih kepada FIFA yang telah membantu membangun sarana olahraga di Aceh, khususnya stadion sepakbola. "Saya optimistis persepakbolaan di Aceh akan bangkit kembali, dan akan dapat mengukir prestasi maksimal di pentas sepakbola nasional, seperti yang pernah dicapai tahun 1985," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006