Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan bahwa Program Solusi Nelayan bertujuan untuk memastikan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi nelayan sekaligus membenahi bisnis model perikanan di Indonesia.

Oleh karena itu, pihaknya bersama Kementerian BUMN mempercepat realisasi pilot project Program Solusi Nelayan (Solar untuk Koperasi Nelayan) agar nelayan mendapatkan kemudahan dalam mencari ikan.

"Melalui Program Solusi Nelayan diharapkan juga ada model bisnis yang melibatkan koperasi," kata Teten sebagaimana dalam keterangan resmi usai bertemu Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Menkop Teten minta swasta bangun kemitraan dorong kapasitas UMKM

Rencananya, Program Solusi Nelayan bakal diluncurkan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) yang dikelola Koperasi Mino Saroyo pada Sabtu (17/9) di Cilacap, Jawa Tengah.

Koperasi Mino Saroyo juga akan menjadi lokasi percontohan dalam penguatan akses pasar perikanan berbasis koperasi nelayan karena menjadi salah satu contoh teladan oleh Kementerian Koperasi dan UKM sejak 2021.

Koperasi perikanan modern tersebut memiliki 8.441 anggota yang tersebar di tiga kecamatan Kabupaten Cilacap, yaitu Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap Tengah, dan Cilacap Utara.

Dalam menghubungkan seluruh kegiatan usahanya, Mina Saroyo sudah terkoneksi dengan platform digital CUSO Minos sehingga seluruh proses transaksi dari anggota dapat dilihat secara real time pada dashboard.

Kini, pihaknya disebut sedang mempelajari cara koperasi menjadi offtaker pertama dari para nelayan. Setelah itu, baru diolah dan dihubungkan kepada buyer di dalam negeri maupun luar negeri.

Baca juga: Teten: Koperasi belum pernah jadi kekuatan ekonomi di Indonesia

"Saya kira model seperti ini dibutuhkan juga pihak swasta untuk menjadi offtaker dari produk nelayan, jadi ini saya kira model yang harus dilakukan, bagaimana koperasi berperan sebagai agregator produk sekaligus sebagai offtaker sebelum produk masuk ke pasar," kata Teten.

Dalam kesempatan ini, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya turut mulai melihat dan mempelajari mekanisme pembukaan pasar dalam negeri maupun luar negeri.

"Sesuai dengan saran Pak Teten, bagaimana tentu koperasi berperan sebagai agregrator namun di sisi lain tetap melibatkan pihak BUMN dari sisi akses BBM dan akses pembiayaan serta pihak swasta sebagai offtaker,” ujar Erick.

Baca juga: Teten: Program solar untuk koperasi nelayan di Surabaya siap uji coba

Baca juga: Menkop: Agregator dapat membantu wujudkan UMKM tembus pasar ekspor

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022