"Al Ittihadiyah sebagai ormas yang lebih tua dari Indonesia dan masih eksis harusnya bisa memposisikan di garda depan perjuangan keumatan dan kebangsaan," kata Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri dan menyampaikan orasi kebangsaan di hadapan peserta Muktamar XX Al Ittihadiyah.
Baca juga: Wakil Ketua MPR tolak tegas upaya pembubaran Ponpes Gontor
Al Ittihadiyah, lanjut dia, bisa jadi teladan dalam berkhidmat untuk kemajuan umat dan bangsa dengan memaksimalkan kerja sama dengan seluruh organisasi keumatan. Baik ormas maupun organisasi politik.
HNW, sapaan akrabnya, mengungkapkan di Indonesia (UUD NRI Tahun 1945) memberikan jaminan untuk kebebasan berserikat dan berkumpul. Hal itu tertuang dalam Pasal 28E Ayat (3) yang menyebutkan setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
"Oleh karena itu, ormas islam adalah bagian dari institusi yang konstitusional," kata dia.
HNW mengatakan dari segi nama Al Ittihadiyah adalah nama yang menjanjikan karena bisa menghadirkan "ittihad" persatuan dan di sana ada akidah, harakah, fikrah dan jemaah yang bisa memberikan kontribusi besar untuk kemajuan umat, bangsa dan negara.
"Tidak mungkin kita menjadi besar bila mengedepankan 'furqah' atau memecah belah. Umat, bangsa dan negara tidak menjadi besar karena terpecah belah," tegas dia.
Ia memberi contoh bagaimana Rasulullah SAW diperintahkan dan mempraktikkan Al Ittihad (persatuan) dalam bingkai ukhuwah (persaudaraan). Satu di antara perintah pertama ketika Rasulullah hijrah ke Madinah adalah agar umat berukhuwah satu dengan yang lainnya.
"Dengan berukhuwah maka kita menyadari sepenuhnya kita beragam. Rasulullah menerima, mengapresiasi dan mentolerir keragaman itu," kata dia.
Baca juga: Pakar hukum: Tidak ada keharusan menghidupkan PPHN
Baca juga: Ketua MPR dukung peningkatan pemberdayaan perempuan
Baca juga: MPR: Memperkuat akar budaya solusi hadapi tantangan setelah pandemi
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022