Oleh Teguh Imam WibowoPontianak  (ANTARA News) - Dunia itu sungguh luas, namun dengan teknologi, semuanya menjadi begitu dekat. Pemikiran itu yang ada dibenak Dinata William (50), Camat Puring Kencana, Kapuas Hulu, yang berbatasan langsung dengan Batu Lintang, Sarawak, Malaysia.Sejak dua bulan terakhir, masyarakat di seluruh dunia dapat memperoleh secuil informasi tentang Puring Kencana melalui www.puringkencana.blogspot.com. Padahal, seperti daerah perbatasan lainnya di Indonesia, kecamatan itu amat minim akan akses listrik, telekomunikasi maupun infrastruktur."Listrik hanya mengandalkan genset penduduk, kalau mau nelpon pakai `Digi` lebih mudah. Kalau Telkomsel, harus naik bukit dulu baru dapat sinyal," kata Dinata William yang sejak tiga tahun terakhir menjadi Camat Puring Kencana. Digi adalah operator selular Malaysia. Untuk membuat blog Puring Kencana, ia dibantu anaknya, Alberto Dio Prawira, yang kuliah Teknologi Informasi (TI) di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogjakarta.Datanya sebagian dikirim menggunakan fasilitas internet yang ada di telepon selular milik Dinata William. Mereknya Nokia tipe N95.Jarak tempuh dari Puring Kencana ke Batu Lintang, Sarawak, sekitar 1,5 jam berjalan kaki naik turun bukit. Tak mengherankan, sekitar 60 persen dari tiga ribu jiwa penduduknya memilih bekerja di Sarawak. "Bulan Juni mereka pulang karena libur panjang dan bertepatan dengan gawai di kampung," kata dia.Sekitar 99 persen penduduk Puring Kencana keturunan Dayak Iban. Sama seperti warga di desa terdekat di Sarawak.Selain tempat bekerja, melahirkan di Sarawak menjadi pilihan mereka. Alasannya, anak akan memperoleh "Surat Beranak", atau Akta Kelahiran kalau di Indonesia. "Surat Beranak supaya anak mudah mendapatkan IC (Identity Card) Malaysia," kata Dinata William.Memperoleh fasilitas pendidikan yang baik dengan kelengkapan penunjangnya, menjadi pertimbangan utama warga Puring Kencana. Pada tahun ajaran 2007 - 2008, ia mendata ada 86 orang warga yang bersekolah di Sarawak, baik di tingkat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.Di Puring Kencana bukannya tidak ada fasilitas publik untuk layanan pendidikan dan kesehatan. SD ada sembilan unit, SMP satu, SMA belum ada, serta ada satu Puskesmas.Namun di Malaysia, mereka tidur di asrama, mendapat asupan bergizi, serta pendidikan setara negara persemakmuran lainnya. Hasilnya, sekitar 20 persen warga yang pernah bersekolah atau tinggal disana, paham Bahasa Inggris. Tidak sedikit warga Puring Kencana yang sekolah di Malaysia dan kembali ke Indonesia, bekerja di berbagai kota seperti Pontianak, Jakarta dan Bandung. "Ada yang menjadi dosen," kata dia.Sementara siswa yang mendapat nilai tinggi, maka peluang kerja di Malaysia akan terbuka lebar. Pemerintah Malaysia sendiri memberlakukan aturan yang cukup ketat dalam administrasi pendidikan. Salah satunya, harus mempunyai Surat Beranak. Hubungan kekerabatan dan masih serumpun etnis Dayak Iban dengan penduduk di Batu Lintang, ikut mempermudah mereka memperoleh IC Malaysia. Dinata William tidak memungkiri hal itu."Kalau di Malaysia mereka pakai IC Malaysia, kalau di Indonesia pakai KTP, itu yang menjadi pegangan untuk mendata," kata Dinata William.Kondisi GeografisPuring Kencana ibukotanya Nanga Antu, dengan luas 454,55 kilometer persegi. Terdapat 15 dusun dan lima desa. Di, sebelah barat Puring Kencana berbatasan denga Kecamatan Ketungau Tengah (Kabupaten Sintang), sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Badau, sebelah utara berbatasan dengan Malaysia Timur, dan sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Empanang.Jarak Puring Kencana dengan ibukota kabupaten, Putussibau, 259 kilometer. Dalam kondisi musim kering, waktu tempuhnya sekitar 10 jam. Namun kalau musim hujan, perjalanan menjadi dua hari.Sementara jarak tempuh Putussibau dari Kota Pontianak, 657 kilometer melalui jalan darat, 842 Km melalui jalur aliran Sungai Kapuas dan satu jam menggunakan penerbangan komersil. Luas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu seluruhnya adalah 29.842 kilometer persegi, atau 20,33 persen dari luas wilayah Kalbar. Secara Administratif Kabupaten Kapuas Hulu di bagi menjadi 23 Kecamatan, empat kelurahan, 161 desa dan 456 dusun. (*)

Oleh
Copyright © ANTARA 2009