“Untuk menonton sajian gamelan tentu harus dibuat satu bangunan yang secara teknologi akustik bahkan arsitektur harus dibuat sedemikian rupa, sehingga dia menjadi ikon Indonesia,” ucap Embi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Sidang UNESCO tetapkan gamelan sebagai warisan budaya tak benda
"Misalnya di titik-titik penting minimal di Jawa dan Sumatera, dibangun sebuah gedung konser untuk penampilan karya seni musik yang ada di daerah itu. Hal itu sebenarnya yang lebih yang mendesak," katanya.
Dengan diakuinya gamelan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari UNESCO ini, Embi ingin pemerintah lebih mengapresiasi musik tradisional dan bisa menghadirkan kembali festival karawitan yang menampilkan permainan musik tradisional khas Indonesia.
Baca juga: KBRI Paris: Gamelan adalah aset diplomasi
Menurutnya, hal itu penting agar kelestarian alat musik tradisional Indonesia terus terjaga, dimulai dari generasi muda dengan mempelajari alat musik daerahnya masing-masing.
“Di Sumatera, ya anak kecil diajarkan kualitas alat dari Sumatera, lalu Jawa, Bali, dan sebagainya. Masing-masing anak di wilayahnya harus mempelajari seni yang ada di daerahnya. Dengan keyakinan seperti itu NKRI akan semakin kuat, tidak semakin terpisah,” ucap Embi.
Baca juga: Gamelan Indonesia membahana di Plaza PBB Buenos Aires
“Kalau ada ekonomi kreatif, harus dibangun juga sebuah ekonomi karawitan karena itu sebuah ekosistem. Karawitan bisa jadi rusak jika tampil di sembarang tempat karena kualitas suaranya tidak baik,” kata Embi.
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022