Jakarta (ANTARA) - Pemotongan dan penangguhan pajak serta biaya di China tercatat telah menyuntikkan vitalitas kepada para pelaku pasar di negara itu, demikian menurut data resmi.
Akumulasi pengembalian pajak, pemotongan pajak dan biaya, serta penangguhan pajak dan biaya negara tersebut tahun ini mencapai 3,3 triliun yuan (1 yuan = Rp2.142) pada 31 Agustus, ungkap Administrasi Perpajakan Negara China.
Kebijakan-kebijakan preferensial ini telah berlaku dalam mengurangi beban keuangan pada perusahaan, tunjuk data faktur pajak pertambahan nilai (PPN).
Dari April hingga Agustus 2022, pendapatan penjualan perusahaan yang menikmati pengembalian kredit PPN meningkat sebesar 6,9 persen secara tahunan (year on year/yoy), 4,6 poin persentase lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak menikmati pengembalian dana tersebut.
Dalam periode yang sama, pendapatan penjualan perusahaan manufaktur yang menikmati pengembalian kredit PPN meningkat sebesar 7,5 persen (yoy), 4,2 poin persentase lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak menikmati pengembalian dana tersebut.
Perusahaan kecil dan mikro adalah penerima manfaat utama dari paket kebijakan preferensial pajak dan biaya negara itu, menyumbang 93,1 persen dari pembayar pajak yang menikmati pengembalian kredit PPN selama periode April-Agustus.
Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022