Jakarta (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (14/9) mengatakan bahwa gelombang kasus virus corona di masa mendatang diperkirakan akan terjadi dan pemerintah di seluruh dunia harus tetap waspada serta siap untuk merespons setiap ancaman yang mungkin muncul.

"Kita tidak pernah dalam posisi sebaik ini untuk mengakhiri pandemi ini," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah konferensi pers di Jenewa pada Rabu.

Menurut WHO, selama sepekan pada 5 hingga 11 September, jumlah kasus baru mingguan di seluruh dunia turun 28 persen dibandingkan pekan sebelumnya menjadi lebih dari 3,1 juta. Jumlah kematian baru mingguan turun 22 persen menjadi hampir 11.000.

Tedros mengibaratkan respons pandemi itu dengan sebuah perlombaan maraton. "Saat ini adalah waktunya untuk berlari lebih cepat dan memastikan kita melewati garis (finis) serta menuai hasil dari semua kerja keras kita."

Meski demikian, para pakar WHO terus mengimbau agar berhati-hati

Virus ini "menular pada tingkat yang sangat intens di seluruh dunia saat ini. Dan, faktanya, jumlah kasus yang dilaporkan ke WHO, yang kami tahu, lebih rendah dari angka sebenarnya," kata Maria Van Kerkhove, Kepala Teknis Program Kedaruratan Kesehatan WHO.

"Kami merasa ada lebih banyak kasus yang sebenarnya merebak dibandingkan yang dilaporkan kepada kami," tuturnya.

"Kami memperkirakan akan ada gelombang infeksi di masa mendatang, kemungkinan pada waktu yang berbeda di seluruh dunia, dan disebabkan oleh subvarian Omicron yang berbeda atau bahkan variant of concern yang berbeda," ujarnya.

Gelombang infeksi di masa mendatang "tidak harus diartikan sebagai gelombang kematian di masa depan, karena kita memiliki instrumen yang dapat mencegah infeksi," paparnya.

Bahkan ketika pandemi mereda, orang-orang harus menjaga tingkat kewaspadaan yang tinggi, kata Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO

Dunia sedang memerangi "sebuah virus yang sangat dapat mengembangkan kemampuan bermutasi yang telah menunjukkan kepada kita, berkali-kali dalam dua setengah tahun, bagaimana virus itu dapat beradaptasi dan berubah," kata Ryan.


Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2022