Pemetaan kebakaran di Jakarta penting untuk mengetahui tingkat risiko
Depok (ANTARA) - Unit Kerja Khusus Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat Disaster Risk Reduction Center, Universitas Indonesia (DRRC UI) dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, meluncurkan Buku Pedoman Pemetaan Risiko Kebakaran DKI Jakarta yang dinilainya penting diketahui.
Selain itu juga memperkenalkan Sistem Informasi Rencana Induk Sistem Penanggulangan Kebakaran (e-RISPK) sebagai hasil dari kerja sama Program Pemetaan Rawan Bencana Kebakaran di seluruh Wilayah Manajemen Kebakaran dan Penyelamatan (WMKP).
"Pemetaan Risiko Kebakaran di DKI Jakarta sangat penting dilakukan untuk mengetahui tingkat risiko dan lokasi titik rawan kebakaran di DKI Jakarta," kata Ketua DRRC UI, Prof. Dra. Fatma Lestari, dalam keterangannya, Kamis.
Hasil Kajian Risiko Kebakaran akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan Mitigasi Risiko Kebakaran sehingga perlindungan jiwa dapat dilakukan semaksimal mungkin dan kerugian akibat kebakaran dapat diminimalisasi.
Baca juga: Sekitar 70-80 persen hidran di Jakarta berfungsi baik
Baca juga: Lima tahun terakhir, 60-70 persen kebakaran di DKI akibat arus pendek
"Dengan hadirnya Sistem Informasi Rencana Induk Sistem Penanggulangan Kebakaran (e-RISPK) Pemprov DKI dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta dapat menentukan prioritas terhadap wilayah-wilayah dengan tingkat risiko tinggi melalui program pencegahan dan penanggulangan kebakaran ," kata Ketua DRRC UI yang juga Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI tersebut.
Buku Pedoman dan Sistem Informasi Rencana Induk Sistem Penanggulangan Kebakaran (e-RISPK) merupakan hasil kerja tim multidisiplin DRRC UI yang terdiri dari para akademisi baik dosen, peneliti, mahasiswa, hingga praktisi dan alumni Universitas Indonesia dengan latar belakang keahlian seperti K3 dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Geografi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahun Alam, Fakultas Hukum, dan Sekolah Ilmu Lingkungan.
Sementara itu Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan kerja sama dengan Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia guna penyelesaian permasalahan kebakaran di DKI Jakarta, meningkatkan perlindungan bagi masyarakat serta meminimalkan risiko kebakaran.
"Dari kerja sama ini diperoleh hasil Pemetaan Risiko Kebakaran serta Sistem Informasi Rencana Induk Kebakaran (e-RISPK) di DKI Jakarta," katanya.
Ia mengatakan Pemerintah DKI Jakarta berkomitmen untuk senantiasa memberikan perlindungan bagi masyarakat DKI dari Risiko Kebakaran. Permasalahan Kebakaran di DKI Jakarta memerlukan kerja sama antara Pemerintah DKI Jakarta dengan perguruan tinggi.
Dari hasil penelitian, didapatkan rata-rata nilai risiko kebakaran di DKI Jakarta adalah 48 persen dengan kategori risiko kebakaran sedang. Jakarta Timur memiliki persentase 51 persen dengan kategori kebakaran sedang, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Kepulauan Seribu Utara memiliki persentase 49 persen dengan kategori kebakaran sedang.
Untuk Jakarta Barat memiliki persentase 48 persen dengan kategori kebakaran sedang, Jakarta Utara memiliki 44 persen dengan kategori kebakaran sedang, serta Kepulauan Seribu Selatan memiliki persentase 38 persen dengan kategori kebakaran ringan.
Baca juga: Pemprov DKI adakan simulasi penanggulangan kebakaran
Baca juga: Pengamat sarankan DKI segera cek kesesuaian Simprug dengan RDTR
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022