Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) melakukan pengendalian dan mitigasi dampak inflasi hingga ke tingkat desa maupun kelurahan, diantaranya dengan memperkuat koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi.
"Terkait inflasi di perdesaan, agar Dana Desa tepat sasaran untuk mengendalikan dan memitigasi dampak inflasi," kata Gubernur Kalteng Sugianto Sabran di sela rakor penyelenggaraan pemerintahan desa di Palangka Raya, Kamis.
Berdasarkan data BPS, inflasi Kalimantan Tengah triwulan II 2022 naik menjadi 6,40 persen (yoy) dari 4,33 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya. Tekanan inflasi Kalteng pada triwulan II 2022 lebih tinggi dari rata-rata capaian inflasi pada periode yang sama tiga tahun terakhir yakni 1,91 persen (yoy).
Adapun Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah mengeluarkan Kepmendesa Nomor 97 Tahun 2022 tentang Pengendalian dan Mitigasi Dampak Inflasi Daerah pada tingkat desa, sehingga kepala desa juga diharuskan melakukan sejumlah langkah strategis, diantaranya berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi, mengingat sudah terbentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Baca juga: Kalteng upayakan penurunan inflasi hingga di bawah lima persen
Selanjutnya dalam proses koordinasi, pemerintah desa diminta menyediakan data dan informasi terkait hasil produksi dan harga komoditas di desa, terutama pangan dan energi.
Dalam rapat koordinasi tersebut, diikuti ribuan peserta yang terdiri dari para kepala desa, lurah, camat, Ketua TP PKK, serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas se-Kalteng.
Sementara itu Sekda Kalteng Nuryakin menambahkan melalui rakor ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam menyelaraskan dan mengintegrasikan program maupun kegiatan yang dimiliki.
Baca juga: Presiden Jokowi minta pemda dengan inflasi tinggi lakukan intervensi
Baca juga: Presiden Jokowi minta kepala daerah cermati penyebab inflasi tinggi
Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022