Sugiato Lim, pemuda asal Kabupaten Bangka Barat dan sedang mengajar bahasa Indonesia di Guangxi menyatakan dirinya sangat menantikan digelarnya acara tersebut.
"Setiap tahun ketika China-ASEAN Expo dibuka, sangat banyak produk asal negara-negara ASEAN dipamerkan di China sehingga teman-teman China dapat lebih mengenal masakan khas dan sejumlah oleh-oleh dari Indonesia melalui acara ini," kata Lim, yang bernama China Lin Jianjie.
Lin sudah berkuliah dan bekerja di China selama beberapa tahun dan dirinya menyaksikan perkembangan hubungan China dan negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia.
Selama 18 edisi China-ASEAN Expo, total jumlah stan pameran dari Indonesia mencapai 2.102 dengan diikuti oleh 1.163 perusahaan asal tanah air. Serangkaian produk dari Indonesia seperti mebel kayu, busana khas, kerajinan tangan, kopi luwak dan buah-buahan tropis menjadi favorit para konsumen China.
Dalam tujuh bulan pertama tahun ini, volume ekspor dari China ke Indonesia dan volume impor China dari Indonesia masing-masing meningkat 26 poin persentase dan 31,4 poin persentase secara tahunan.
Meningkatnya hubungan China-Indonesia turut dirasakan Lin. "Saya suka makan bihun Luosifen, dan makanan ini sudah dipromosikan ke mancanegara termasuk negara-negara Asia Tenggara," ujar Lin.
"Saya lihat ada banyak mahasiswa dari negara-negara ASEAN yang berkuliah di China tidak pernah ketinggalan untuk mencicipi makanan enak di sini," tambah dia.
Luo Ba Wang, merek Luosifen terkenal di China, mulai mengekspor produknya ke ASEAN pada April 2020. Sejauh ini, lebih dari 760 ribu porsi bihun Luosifen dari merek tersebut sudah diekspor ke negara-negara ASEAN.
Menurut Ou Haoxuan, Manajer Umum Departemen Bisnis Internasional di perusahaan Luo Ba Wang, permintaan terhadap bihun khas ini di Indonesia dan Malaysia terus meningkat, dan nilai ekspor perusahaannya ke negara-negara ASEAN pada paruh pertama tahun ini telah melampaui tahun 2021 secara total.
"Walaupun terdampak pandemi COVID-19, kerja sama China-ASEAN tetap tangguh dan memiliki potensi besar," kata Lei Xiaohua, Wakil Ketua Institut Penelitian Asia Tenggara di bawah naungan Guangxi Academy of Social Sciences.
Bihun Luosifen hanyalah salah satu contoh dari perdagangan China-ASEAN yang berkembang pesat. Menurut data resmi, nilai perdagangan China-ASEAN dalam tujuh bulan pertama tahun ini sudah mencapai 544,9 miliar dolar AS ( 1 dolar AS = Rp. 14.912), meningkat 13,1 persen secara tahunan.
Selain perdagangan, kerja sama China-ASEAN dalam investasi juga membuahkan hasil signifikan, sejumlah proyek utama seperti Two Countries Twin Parks China-Indonesia berjalan dengan lancar.
China dan negara-negara ASEAN secara aktif memperluas kerja sama di bidang ekonomi digital, e-commerce dan pembangunan ramah lingkungan, sementara koneksi rantai industri dan pasokan menjadi semakin kuat.
Lin, sebagai dosen jurusan bahasa Indonesia di China, yakin bahwa dirinya akan terus menyaksikan perkembangan hubungan China-Indonesia dan China-ASEAN yang akan membawa manfaat nyata bagi masyarakat kedua pihak, termasuk dia sendiri.
Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022