Los Angeles (ANTARA News) - Beberapa studio besar Hollywood akan mulai menawarkan film baru untuk dijual secara online pada waktu yang sama ketika film itu dirilis dalam bentuk DVD, demikian menurut sebuah pemgumuman Senin.
Langkah tersebut menandai perkembangan Internet yang berkelajutan sebagai sumber sebuah film, dengan para analis meramalkan bahwa dalam beberapa tahun mendatang pengunduhan (download) film akan menjadi hal yang lumrah sebagaimana download musik pada saat ini.
Di antara film pertama yang akan ditawarkan di Internet adalah film laris seperti "Brokeback Mountain" dan "King Kong", yang akan tersedia di Internet di AS pada pekan ini.
Film-film penting yang juga segera akan menikmati hari yang sama rilis DVD dan online antara lain drama politik George Clooney yang dinominasikan meraih Oscar, "Good Night, and Good Luck," film otobiografi Johnny Cash, "Walk the Line", dan "Harry Potter and the Goblet of Fire."
Hingga kini, beberapa studio telah menyediakan film di Internet melalui cara penyewaan saja.
Enam studio, yakni Warner Bros., Universal Pictures, Sony Pictures, Paramount Pictures, Twentieth Century Fox and MGM, akan menawarkan judul terbaru atau lama di situs web Movielink.com dan
CinemaNow.com, sehingga membuat Disney satu-satunya studio besar yang tak ikut bergabung.
Eksploitasi sumber baru
Film-film baru itu akan berharga sama dengan DVD-nya, antara 20 hingga 30 dolar, sedang judul yang lebih lama akan dijual antara 10-20 dolar.
Namun film-film tersebut akan mengalami pembatasan kopi guna mencegah penggandaan film-film itu ke DVD dan membatasi film-film itu pada komputer tertentu saja.
"Hal terpenting adalah untuk merangkul masa depan, menghormati ilmu ekonomi DVD, namun melangkah maju menuju pengiriman secara digital," kata Ben Feingold, Presiden Worldwide Home Entertainment di Sony Pictures.
"Penjualan karcis telah merosot, penjualan DVD menurun dan studio-studio kini mengeksploitasi kemungkinan sumber pemasukan baru, kata Jay Cooper, seorang pakar industri film.
Copper melihat pergi ke bioskop menjadi kian mahal untuk keluarga besar, sebaliknya sistem home theatre menjadi lebih murah dan lebih canggih, demikian laporan DPA dan AFP. (*)
Copyright © ANTARA 2006