New York City (ANTARA) - Dua penelitian baru-baru ini menemukan lebih banyak bukti bahwa bagi banyak warga kulit putih Amerika Serikat (AS) yang mendukung hak kepemilikan senjata api, hal itu bukan hanya tentang memiliki dan menggunakan suatu alat, tetapi lebih tentang identitas dan kekuasaan, demikian dilaporkan The Center for Public Integrity pekan lalu.
Salah satu makalah penelitian itu menemukan bahwa semakin besar persentase orang-orang yang diperbudak di sebuah county di AS pada 1860, semakin tinggi pula tingkat kepemilikan senjata api yang dimiliki penduduknya saat ini.
Makalah kedua menemukan bahwa warga kulit putih Amerika yang mengekspresikan level sentimen antiwarga kulit hitam yang tinggi mengasosiasikan hak kepemilikan senjata dengan warga kulit putih dan kontrol senjata api dengan warga kulit hitam, dan mereka cenderung tidak mendukung hak kepemilikan senjata api jika mereka meyakini bahwa warga kulit hitam menggunakan hak tersebut lebih dari mereka.
"Ketika saat ini warga kulit putih Amerika berbicara tentang hak kepemilikan senjata api, mereka sering kali bukan berbicara tentang hak-hak warga kulit hitam Amerika. Beberapa momen ketika politisi memberlakukan undang-undang senjata api yang lebih ketat muncul tepat setelah warga kulit hitam Amerika menggunakan hak mereka untuk memiliki senjata api," ungkap laporan itu.
Sejumlah survei menunjukkan bahwa dua pertiga warga Amerika yang memiliki senjata api mengatakan hal itu adalah cara untuk tetap aman, sementara orang-orang di berbagai negara lain lebih cenderung percaya bahwa kehadiran senjata api menambah risiko dan bahaya bagi kehidupan mereka, menurut laporan itu.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022