Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyoroti distribusi penyebaran FDI (investasi asing langsung) yang tidak merata di antara negara-negara ASEAN, kendati berdasarkan laporan UNCTAD, laju FDI sudah kembali seperti sebelum pandemi.
Hal itu disampaikan Bahlil saat menghadiri Persidangan ke-25 Dewan Kawasan Investasi ASEAN (AIA Council) di Siem Reap, Kamboja, Rabu, yang bertujuan untuk merespon ASEAN Investment Report (Laporan Investasi ASEAN) 2022 yang disusun dan dipublikasikan oleh UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development) soal FDI dan fasilitasi investasi.
"Karena itu menurut saya bahwa kita negara-negara yang tergabung dalam ASEAN itu sudah mulai berpikir untuk saling memberikan suatu peluang yang baik kepada masing-masing negara untuk menghargai keunggulan komparatifnya, yang pada akhirnya itu kemudian menjadi bagian agenda dalam rangka pemerataan investasi," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Dalam forum tersebut, Bahlil juga mengusulkan dilakukannya promosi investasi bersama negara-negara ASEAN dengan melakukan pendekatan kepada keunggulan komparatif masing-masing.
Menurut dia, kunci utamanya adalah meletakkan nilai-nilai dasar seperti yang digagas oleh para pendiri ASEAN.
"Karena ketika pemerataan tidak terjadi, saya pikir kehadiran kita yang tergabung dalam ASEAN belum mampu kita wujudkan bersama dari apa yang dicita-citakan oleh pendiri ASEAN dulu. Kita tidak ingin hanya satu negara tertentu yang merasakan hasil maksimal dari keberadaan kita di ASEAN, sementara negara lain tidak. Karena lambang padi ASEAN itu adalah tumbuh bersama, kerja sama bersama, dan harus mendapat bagian bersama dalam rangka mewujudkan kesejahteraan itu," ungkap Bahlil.
Persidangan Dewan Kawasan Investasi ASEAN (AIA Council) merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan ke-54 Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) yang kali ini dilaksanakan di Kamboja yang memegang Keketuaan ASEAN di tahun 2022.
Rangkaian pertemuan dilaksanakan tanggal 11-18 September 2022 dan meliputi pertemuan tingkat menteri ekonomi negara-negara ASEAN maupun dengan negara-negara mitranya. Pertemuan puncak tingkat Kepala Negara ASEAN menurut rencana juga akan dilaksanakan di Kamboja pada bulan November 2022.
Baca juga: Bahlil: Indonesia sudah seharusnya jadikan Indo-Pasifik sejahtera
Baca juga: Menlu RI: Inggris diharap tingkatkan investasi hijau di kawasan ASEAN
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022