Jakarta (ANTARA) - Meski kasus pembunuhan dan pemerkosaan di daerah perkotaan Amerika Serikat (AS) turun dibandingkan dengan periode waktu yang sama pada tahun lalu, namun kasus kejahatan kekerasan naik sebesar 4,4 persen, demikian dilaporkan harian USA Today pada Minggu (11/9), mengutip survei yang dilakukan oleh Major Cities Chiefs Association (MCCA).
Survei terhadap 70 badan penegak hukum yang merespons membandingkan data kejahatan dari paruh pertama 2021 dengan periode yang sama pada 2022, periode ketika krisis COVID-19 telah mereda, mengurangi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan tindak kejahatan kekerasan secara nasional pada 2020 untuk kali pertama dalam empat tahun, menurut laporan itu.
Terdapat peningkatan signifikan dalam kasus perampokan (13 persen) dan penyerangan berat (2,6 persen), yang menyumbangkan persentase terbesar terhadap total kasus kejahatan kekerasan, yakni hampir 237.000, di kota-kota besar pada 1 Januari hingga 30 Juni 2022. Total kasus selama paruh pertama 2019, sebelum pandemi mulai merebak, tercatat sedikit di atas angka 193.000. Dari jumlah tersebut, 3.004 di antaranya merupakan kasus pembunuhan.
"Jika dibandingkan dengan data pada pertengahan 2019, kota-kota anggota MCCA telah mengalami peningkatan 50 persen untuk kasus pembunuhan dan peningkatan sekitar 36 persen untuk kasus penyerangan berat," kata asosiasi itu dalam pernyataannya. "Angka-angka yang mengejutkan ini menunjukkan bagaimana peningkatan berkelanjutan dalam kejahatan kekerasan membawa dampak terhadap daerah-daerah perkotaan besar secara tidak proporsional."
Survei MCCA menyajikan informasi yang berguna tentang tren kejahatan di pusat-pusat populasi terbesar di negara tersebut, dan data itu akan dikutip oleh para politisi yang ingin memenangkan suara dengan prinsip "keras terhadap kejahatan," atau untuk menggambarkan lawan mereka sebagai sosok lemah di area tersebut, imbuh laporan itu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022