Ankara (ANTARA) - Warga Eropa sedang bersiap menghadapi lonjakan tagihan biaya pemanas rumah tangga yang jauh lebih tinggi untuk musim yang akan datang karena negara mereka masih terus menanggung beban kekurangan gas alam yang dipicu oleh konflik Rusia-Ukraina.
Beberapa narasumber industri Turki mengatakan kepada Xinhua bahwa ribuan hotel di sepanjang pantai Mediterania bersiap mengalokasikan hingga 50 persen dari kapasitas mereka untuk mengakomodasi apa yang mereka sebut "wisatawan energi" dari Eropa, termasuk para pensiunan dan profesional yang bekerja jarak jauh. Erkan Yagci, Ketua Mediterranean Touristic Hoteliers and Investors Association, mengatakan reservasi awal menunjukkan bahwa November akan sangat sibuk, dan ini terutama terlihat bagi wisatawan Eropa.
"Mengingat krisis energi di Eropa, orang-orang dari sebagian besar benua itu juga diperkirakan bakal tertarik dengan penawaran kami untuk menginap dalam durasi panjang saat musim dingin," kata Burhan Sili, ketua Alanya Touristic Hoteliers Association di destinasi wisata populer Turki, Provinsi Antalya.
Erkan Yagci, Ketua Mediterranean Touristic Hoteliers and Investors Association, mengatakan reservasi awal menunjukkan bahwa November akan sangat sibuk, dan ini terutama terlihat bagi wisatawan Eropa. Nilai jual lainnya adalah sebuah pengalaman kelas atas dengan biaya lebih rendah yang ditawarkan oleh lira Turki yang mengalami devaluasi, dibandingkan dengan biaya liburan di negara-negara Eropa kompetitor, seperti Yunani, imbuh Sili.
Jerman, Inggris, Belanda, Belgia, dan negara-negara Skandinavia akan menjadi pasar utama dalam radar industri tersebut musim dingin ini.
"Warga Eropa akan memiliki pilihan untuk menghabiskan liburan di sini di kawasan dengan iklim sedang dibandingkan dengan tinggal di rumah mereka. Saya pikir orang-orang pasti akan mempertimbangkan pilihan seperti itu," ujar Sili.
Paket lengkap juga dapat melindungi para pengunjung Eropa dari biaya yang tidak terduga, ujar Esra Bilir, seorang operator wisata dari ibu kota Turki, Ankara.
Tren musiman itu akan berkontribusi pada lapangan kerja lokal dan ekonomi nasional yang tumbuh lewat pendapatan pariwisata, ujar Yagci, menambahkan bahwa "Antalya merupakan kandidat paling penting dalam memenuhi permintaan warga Eropa."
Turki memperkirakan musim wisatawan yang memecahkan rekor meskipun adanya konflik Rusia-Ukraina, krisis energi, dan kenaikan tingkat inflasi tahunan sebesar 80 persen. Negara tersebut mencatatkan angka kunjungan wisatawan yang lebih tinggi dibandingkan pada 2019, tahun sebelum pandemi virus corona melumpuhkan dunia.
Yigit Bulut, penasihat senior Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, sebelumnya pada bulan ini mencuit di Twitter bahwa 1 juta warga Uni Eropa diperkirakan akan menghabiskan musim dingin tahun ini di Turki.
Dia memperkirakan hotel-hotel di Istanbul, Izmir, dan Antalya akan penuh, karena pemesanan sudah dimulai.
Pewarta: Xinhua
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022