Meulaboh, Aceh (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Singapura, George Yeo, menegaskan kembali komitmen pemerintahnya untuk terus membantu kelancaran rekonstruksi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang luluh-lanttak diterjang tsunami 26 Desember 2004. "Singapura, semampunya akan terus membantu Aceh, baik di bidang kesehatan, pendidikan maupun pelabuhan laut," katanya atas pertanyaan pers sehubungan pemberian bantuan Singapura di Meulaboh, ibukota Kabupaten Aceh Barat, Senin. Paca tsunami lalu, selain keikutsertaan Pemerintah Singapura, banyak lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan rakyat Singapura telah memberikan kontribusi untuk mempercepat pemulihan kembali kehidupan normal masyarakat di Aceh pasca tsunami lalu. Menurut Yeo, sebelumnya Palang Merah Singapura telah berpartisipasi membangun Panti Asuhan Yatim Piatu Madani yang mampu menampung 1.000 anak di Medan, Sumatera Utara (Sumut) serta sekolah taman kanak-kanak (TK) dan Klinik bersalin di Meulaboh. Bantuan lainnya juga diberikan LSM Singapura, Mercy Relief, dengan memperbaiki dan membangun sekolah Muhammadiyah serta panti asuhannya di Meulaboh, sekitar 450 KM sebelah barat kota Banda Aceh. Dikatakannya, saat ini Mercy Relief sedang membantu membangun kembali dua unit pesantren dengan lokasi Sibulussalam, Kabupaten Aceh Singkil dan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat. Bukan itu saja, seorang pengusaha Singapura bernama Abdul Aziz bin Abu Talib membiayai pembangunan sebuah pesantren kecil bernama "Rumah Nak Yatim Al Ahli" dan itu merupakan salah satu bukti keseriusan Singapura dalam membantu Aceh, pasca bencana tsunami. "Perjalanan kita masih panjang dan masih banyak yang harus dikerjakan, saya mengucapkan semoga warga Aceh dan rakyat Indonesia sukses dalam membangun negara dan dengan semangat yang tinggi masa depan Indonesia akan menjadi terang benderang," demikian Menlu George Yeo.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006