Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik dalam perdagangan fluktuatif di Asia pada Selasa sore, karena kekhawatiran tentang pasokan bahan bakar yang ketat menjelang musim dingin mengimbangi kekhawatiran investor tentang permintaan yang lebih rendah di China, importir minyak mentah terbesar dunia, dan kenaikan lebih lanjut dalam suku bunga AS dan Eropa.
Minyak mentah berjangka Brent telah meningkat 50 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 94,50 dolar AS per barel pada pukul 06.44 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) terangkat 52 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 88,30 dolar AS per barel.
Kedua kontrak turun lebih dari satu dolar di awal sesi perdagangan.
Kekhawatiran atas persediaan yang lebih ketat terus mendukung harga. Di Amerika Serikat, Cadangan Minyak Strategis (SPR) turun 8,4 juta barel menjadi 434,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 9 September, terendah sejak Oktober 1984, menurut data yang dirilis oleh Departemen Energi pada Senin (12/9/2022).
Presiden AS Joe Biden pada Maret menetapkan rencana untuk melepaskan 1 juta barel per hari selama enam bulan dari SPR untuk mengatasi harga bahan bakar AS yang tinggi, yang telah berkontribusi terhadap inflasi.
Stok minyak komersial AS diperkirakan telah jatuh selama lima minggu berturut-turut, turun sekitar 200.000 barel dalam seminggu hingga 9 September, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada Senin (12/9/2022).
American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, akan mengeluarkan laporan persediaan minyak pada pukul 20.30 GMT pada Selasa. Badan Informasi Energi AS (EIA) akan melaporkan data persediaan minyak pada Rabu pukul 14.30 GMT.
"Kami tetap konstruktif pada harga minyak meskipun hambatan permintaan meningkat, karena sisi pasokan tetap mendukung dengan pertumbuhan produksi AS yang lebih lambat dari perkiraan dan OPEC+ yang proaktif," Amarpreet Singh, seorang analis energi di Barclays menulis dalam sebuah catatan.
Prospek untuk kebangkitan kembali kesepakatan nuklir Barat dengan Iran tetap redup. Jerman menyatakan penyesalannya pada Senin (12/9/2022) bahwa Teheran tidak menanggapi secara positif proposal Eropa untuk menghidupkan kembali perjanjian 2015. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa kesepakatan tidak akan mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Membatasi kenaikan harga minyak pada Selasa adalah kekhawatiran baru tentang permintaan bahan bakar global yang lebih rendah, karena China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, terus memberlakukan pembatasan COVID-19.
Jumlah perjalanan yang diambil selama liburan Festival Pertengahan Musim Gugur tiga hari di China menyusut, dengan pendapatan pariwisata juga turun, data resmi menunjukkan, karena aturan ketat COVID-19 membuat orang enggan bepergian.
Data indeks harga konsumen (IHK) AS akan dirilis pada Selasa pukul 12.30 GMT. Sementara ekspektasi bahwa tingkat inflasi inti mungkin menunjukkan puncaknya, Bank Sentral Eropa dan Federal Reserve siap untuk meningkatkan suku bunga lebih lanjut guna mengatasi inflasi.
"Peluang bagi Fed untuk mempertahankan kenaikan suku bunga agresif akan diperkuat jika IHK AS keluar lebih panas dari yang diperkirakan," kata Tina Teng, seorang analis di CMC Markets.
Itu bisa mengangkat nilai dolar AS terhadap mata uang global lainnya dan membuat minyak dalam denominasi dolar lebih mahal bagi investor.
Baca juga: Wall St cetak kenaikan hari ke-4 di dorong sektor energi dan teknologi
Baca juga: Dolar tahan kerugian di Asia saat perhatian beralih ke data inflasi AS
Baca juga: Yuan melonjak 170 basis poin menjadi 6,8928 terhadap dolar AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022