Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Choiril Maksum menyatakan, inflasi Maret 2006 yang hanya 0,03 persen dan inflasi tahun kalender yang hanya 1,98 persen seharusnya diikuti oleh pengenduran kebijakan uang ketat melalui penurunan BI rate. "Yah seharusnya sedikit mengendur lah," kata Choiril Maksum usai menyampaikan inflasi Maret 2006 di gedung BPS, Jakarta, Senin. Inflasi secara year-on-year pada Desember 2005 mencapai 17,11 persen, sedangkan pada Maret 2006 inflasi year-on-year telah turun menjadi 15,74 persen. BI sendiri sejak 6 Desember 2005 terus mempertahankan suku bunga BI atau BI rate pada level 12,75 persen. Dalam beberapa kali kesempatan, BI selalu mengatakan level tersebut tetap dipertahankan untuk mengantisipasi kemungkinan ancaman inflasi yang masih tetap tinggi akibat rencana kenaikan TDL dan ancaman rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Fed, yang saat ini berada pada level 4,75 persen. Sementara itu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah menurunkan suku bunganya dari 13 persen pada periode 15 Januari-14 Februari 2006 menjadi 12,75 persen pada periode 15 Februari-14 Maret 2006 dan menjadi 12,50 persen untuk periode 15 Maret-14 April 2006. Choiril mengatakan, meski inflasi Maret berada pada level 0,03 persen, pemerintah masih harus mengantisipasi kemungkinan terjadinya inflasi yang diakibatkan oleh kerusakan infrastruktur. "Kalau jalan makin parah, kan pasti harga makin naik. Kalau infrastruktur makin buruk, maka supply akan terhambat," jelasnya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006