Banda Aceh (ANTARA) - Lembaga Panglima Laot (laut) Aceh meminta Pemerintah Pusat hingga daerah untuk dapat membantu dan memberikan perhatian kepada masyarakat nelayan karena mereka juga menerima imbas dari kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Kita berharap pemerintah daerah untuk memberikan bantuan kepada masyarakat nelayan yang terimbas kenaikan harga BBM ini," kata Wakil Sekjen Panglima Laot Aceh Miftach Tjut Adek, di Banda Aceh, Senin.
Miftach mengatakan para nelayan terutama di Aceh tetap pergi melaut seperti biasanya meski harga BBM naik dan harga ikan yang sedang relatif murah, karena memang mereka tidak ada pilihan kerja lain.
"Apalagi kondisi sekarang cuaca sekarang kurang baik, banyak nelayan yang urung sementara melaut," ujarnya.
Baca juga: Hiswana Migas sebut banyak nelayan kecil di Aceh tak dapat BBM subsidi
Baca juga: Menteri Trenggono gandeng Menkop agar koperasi sediakan solar nelayan
Miftach menyampaikan banyak dari nelayan yang mengeluh terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi khususnya jenis solar yang kini mencapai Rp6.800 per lotere dari sebelumnya Rp5.150 per liter.
Kata Miftach, nelayan Aceh semakin tercekik karena di tengah BBM naik hasil tangkapan mereka saat ini juga tidak menentu, ditambah harga ikan di pasaran yang sedang menurun.
"Hasil tangkap saat ini yang tidak menentu, harga ikan di pasaran juga turun drastis karena daya beli masyarakat yang menurun. Tapi mereka tetap melaut," katanya.
Belum lagi, kata Miftach, saat ini nelayan Aceh terus bertambah, hal itu karena semakin banyaknya masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan, sehingga melaut menjadi salah satu alternatif.
"Malah ada kapal yang bertambah ABK nya, karena banyak masyarakat yang tidak ada pekerjaan lagi di daerah, maka menjadi nelayan salah satu alternatif yang dipikirkan rakyat Aceh," demikian Miftach.*
Baca juga: Kemarin, BBM untuk nelayan sampai Mendag pastikan harga barang pokok
Baca juga: Menteri Trenggono minta stok BBM untuk nelayan terjamin
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022