Damaskus, (ANTARA News) - Suriah pada hari Jumat membantah pernyataan utusan Prancis, Philippe Marini, yang menyebut Presiden Suriah Bashar al-Assad memainkan peran positif dalam pengekangan diri Hizbullah selama serangan Israel ke Jalur Gaza.

Satu sumber resmi Suriah membantah pernyataan oleh Marini.

"Selama pertemuan itu, Presiden al-Assad tak merujuk kepada masalah Hizbullah dan ia tak pernah menyebut-nyebut itu," kata sumber tersebut kepada SANA, kantor berita resmi Suriah.

Menurut harian Lebanon, As-Safir, pada Kamis, Marini mengatakan di Beirut bahwa Bashar memberitahunya bahwa "ia menggunakan pengaruha untuk memastikan Hizbullah mengekang diri dan mengambil sikap bertanggung-jawab selama serbuan Israel ke Jalur Gaza".

Peran Suriah itu "positif" dan konflik tersebut tak meluas. Ia menambahkan utusan Prancis itu, yang menyatakan para pemimpin yang bertikai di Lebanon --yang terlibat dalam dialog nasional, telah menyampaikan penghargaan mereka atas sikap Hizbullah selama perang di Jalur Gaza.

Hizbullah dan Israel terlibat perang mematikan selama 34 hari pada 2006, dan ada kekhawatiran mengenai konflik baru yang akan dipicu oleh serangan Israel baru-baru ini ke Jalur Gaza, yang berakhir pada 18 Januari dan menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina.

Suriah dan Iran adalah pendukung utama regional bagi kelompok Syiah bersenjata di Lebanon, Hizbullah, yang telah berikrar akan melawan Israel selama negara Yahudi tersebut menimbulkan ancaman.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009