Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Maret 2006 mencapai 0,03 persen, dengan inflasi tahun kalender berjalan (Januari-Maret 2006) tercatat 1,98 persen dan laju inflasi year-on year (Maret 2005-Maret 2006) mecapai 15,74 persen. "Dari 45 kota, tercatat 22 kota mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kendari 1,24 persen dan inflasi terendah terjadi di Bandar Lampung 0,01 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Banda Aceh sebesar 2,91 persen dan deflasi terkecil di Bandung dan semarang masing-masing 0,01 persen," kata Kepala BPS, Choiril Maksum di Jakarta, Senin. Ia juga mengatakan, inflasi komponen inti pada maret 2006 tercatat 0,28 persen dengan laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Maret 2006) sebesar 1,63 persen dan laju inflasi komponen inti year-on-year mencapai 9,64 persen. Kenaikan harga kelompok barang dan jasa yang mendorong terjadinya inflasi, katanya, adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,58 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,36 persen, kelompok sandang 0,15 persen, kelompok kesehatan 0,39 persen, kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga 0,12 persen, dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan 0,13 persen. "Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi 0,88 persen," katanya. Dia menjelaskan pemerintah ke depannya masih harus mengantisipasi kemungkinan terjadinya inflasi yang kemungkinan diakibatkan oleh sektor transportasi. "Kalau jalan makin parah, kan pasti harga makin naik. kalau infrastruktur makin buruk, maka supply terhambat," jelasnya. Dia menjelaskan kerusakan infrastruktur jalan di Jalur Lintas Timur (Jalintim) Sumatera juga memberi sedikit sumbangan pada inflasi Maret tersebut karena sumbangan inflasi dari sektor transportasi sebesar 0,13 persen.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006