lembaga akreditasi internasional harus yang diakui PemerintahMakassar (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menjadi tuan rumah sosialisasi akreditasi internasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Makassar, Senin.
Kegiatan sosialisasi yang dipusatkan di Balai Sidang Muktamar Muhammadiyah, Kampus Unismuh Makassar ini menghadirkan Tim Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemdikbudristek yakni Koordinator Penjaminan Mutu Direktorat Belmawa Kemdikbudristek Rahayu Retno Sunarni MPd dan Dr Leni Sophia Heliani (Dosen UGM).
Rahayu dalam sambutannya mengingatkan agar perguruan tinggi tidak asal mengikuti proses akreditasi dari lembaga internasional.
“Lembaga akreditasi internasional harus yang diakui Pemerintah. Karena kita tidak ingin perguruan tinggi kita menjadi sasaran dari lembaga akreditasi internasional yang tidak kredibel,” ujar Rahayu pada sosialisasi yang diikuti 20 kampus PTN maupun PTS di Sulawesi itu.
Baca juga: Kemendikbudristek dorong prodi terakreditasi internasional
Baca juga: Dua prodi S1 Unhas peroleh akreditasi internasional ASIIN
Adapun Leni Sophia dalam sosialisasinya mengungkapkan lembaga akreditasi internasional menerapkan system outcome based accreditation.
“Berarti yang harus dievaluasi terlebih dahulu adalah kurikulum yang kita gunakan. Apakah kita sudah menerapkan kurikulum Outcome Based Education (OBE). Jika ya, harus dilihat lagi, sejauh mana penerapannya,” jelasnya.
Kurikulum OBE, lanjutnya, harus tercermin dalam Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) hingga Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK). “Jika belum, maka persiapan pertama untuk akreditasi internasional adalah menerapkan kurikulum OBE,” kata Leni.
Baca juga: Tujuh Prodi di Unand peroleh akreditasi internasional FIBAA
Adapun Leni Sophia dalam sosialisasinya mengungkapkan lembaga akreditasi internasional menerapkan system outcome based accreditation.
“Berarti yang harus dievaluasi terlebih dahulu adalah kurikulum yang kita gunakan. Apakah kita sudah menerapkan kurikulum Outcome Based Education (OBE). Jika ya, harus dilihat lagi, sejauh mana penerapannya,” jelasnya.
Kurikulum OBE, lanjutnya, harus tercermin dalam Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) hingga Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK). “Jika belum, maka persiapan pertama untuk akreditasi internasional adalah menerapkan kurikulum OBE,” kata Leni.
Baca juga: Tujuh Prodi di Unand peroleh akreditasi internasional FIBAA
Baca juga: Fakultas Hukum UB raih akreditasi internasional dari AQAS
Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX Sultan Batara Drs Andi Lukman MSi, mengapresiasi kesigapan Unismuh dalam menyambut program dari Kemdikbudristek.
Rektor Unismuh Prof Ambo Asse mengungkapkan pihaknya juga telah menyiapkan beberapa prodi untuk mengikuti akreditasi internasional.
“Komite etik Prodi Pendidikan Dokter sudah mengajukan, dan Insya Allah akan divisitasi tanggal 12-15 Oktober 2022. Kebetulan prodi ini baru saja meraih akreditasi A,” jelas Ambo Asse.
Baca juga: Sejumlah Prodi unggul UMM targetkan raih akreditasi internasional
Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX Sultan Batara Drs Andi Lukman MSi, mengapresiasi kesigapan Unismuh dalam menyambut program dari Kemdikbudristek.
Rektor Unismuh Prof Ambo Asse mengungkapkan pihaknya juga telah menyiapkan beberapa prodi untuk mengikuti akreditasi internasional.
“Komite etik Prodi Pendidikan Dokter sudah mengajukan, dan Insya Allah akan divisitasi tanggal 12-15 Oktober 2022. Kebetulan prodi ini baru saja meraih akreditasi A,” jelas Ambo Asse.
Baca juga: Sejumlah Prodi unggul UMM targetkan raih akreditasi internasional
Baca juga: UMI Makassar fokus meraih akreditasi internasional
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022