Katarak sampai saat ini masih menjadi salah satu penyebab utama kebutaan di seluruh dunia.

Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (Gerak BS) Bali dan Rumah Sakit (RS) Mata Ramata Bali mengadakan bakti sosial pengobatan katarak gratis bagi masyarakat yang tidak mampu.

"Katarak sampai saat ini masih menjadi salah satu penyebab utama kebutaan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Berdasarkan World Report on Vision tahun 2019, diperkirakan secara global terdapat kurang lebih 2,2 miliar jiwa penduduk yang mengalami gangguan kebutaan.

Ia mengemukakan hal itu usai meninjau pelaksanaan bakti sosial pengobatan katarak Gerak BS Bali di RS Mata Ramata Bali, Minggu. Bakti sosial pengobatan katarak gratis ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-60 Bamsoet.

Lebih lanjut, dia menyebutkan data Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) di Indonesia pada tahun 2017, terdapat 8.000.000 orang yang mengalami gangguan penglihatan. Mereka terdiri atas 1,6 juta orang yang mengalami kebutaan dan 6,4 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan sedang dan berat.

Berikutnya, hasil survei kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) pada tahun 2014 hingga 2016 dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes Kemenkes) menunjukkan bahwa pada usia 50 tahun ke atas, angka kebutaan Indonesia mencapai 3 persen dan 81 persen karena katarak.

Baca juga: Bamsoet luncurkan buku bertepatan dengan ulang tahun ke-60
Baca juga: Bamsoet: Bentuk hukum PPHN akan ditentukan bersama

Oleh karena itu, Bamsoet mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya menjaga kesehatan mata sekaligus mencegah gangguan penglihatan, seperti melakukan deteksi dini gangguan penglihatan pada keluarga secara sederhana di rumah.

"Penyembuhan katarak tidak terlalu rumit. Bisa dilakukan dengan operasi kecil di rumah sakit," ujarnya.

Sebaiknya, kata dia, masyarakat mau meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya menjaga kesehatan mata serta mencegah gangguan penglihatan, termasuk melakukan deteksi dini gangguan penglihatan pada keluarga secara sederhana di rumah.

Dalam kesempatan yang sama, Bamsoet juga mengapresiasi RS Mata Ramata yang bersedia peduli dengan kesehatan mata masyarakat tidak mampu. RS Mata Ramata merupakan rumah sakit khusus mata swasta pertama di Bali yang berdiri sejak 2019. Rumah sakit ini memiliki layanan unggulan berupa Retina Centre, Cattaract Centre, Glaucoma Centre, Children Eye Clinic, serta Sunday Clinic.

"Saat ini, RS Mata Ramata didukung lebih dari 20 dokter spesialis, dokter internis, dan dokter anestesi. RS Mata Ramata juga memiliki layanan pendukung, seperti layanan IGD dan ambulans 24 jam, layanan farmasi, optik, diagnostik mata, laboratorium, dan kamar operasi. Pasien BPJS Kesehatan juga dilayani di rumah sakit ini," ucap Bamsoet.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022