"Sinergi dan kepemilikan bersama asas Pancasila akan memperkaya wacana dalam pembumian ideologi Pancasila kepada masyarakat, khususnya kaum nahdliyin," kata Deputi Bidang Hubungan Antarlembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP Prakoso dalam Workshop PW Fatayat NU DIY bekerja sama dengan BPIP, dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu.
Menurut dia, kerja sama tersebut ingin menampilkan praktik yang baik bagaimana Ideologi Pancasila dapat diaktualisasikan oleh berbagai aktor masyarakat sehingga, Pancasila bukan ideologi yang mandek.
Baca juga: BPIP: Perlunya konsensus para pihak dalam metodologi penafsiran
"Ideologi Pancasila relevan dalam penguatan Indonesia ini atau 'living ideologi' hingga masa yang akan datang. Pancasila menjadi pemersatu, bintang penuntun kemana bangsa ini akan dibentuk menjadi adil, dan makmur," katanya.
Dia mengatakan bahwa peran perempuan sangat penting, misalnya pada level mikro bisa dilihat dari perannya sebagai ibu di mana ibu adalah sekolah yang pertama, mendidik anak sejak dari kandungan.
Kemudian pada level "meso" (tengah), perempuan memiliki peran sosial, bukan hanya sebagai individu, tapi juga dalam perubahan sosial. Peran penting perempuan juga sebagai manajer sosial antara keluarga dengan masyarakat sekitarnya dan bangsa yang pada akhirnya berperan sebagai penghubung budaya.
Baca juga: BPIP serahkan "Buku Saku PIP" kepada Babinsa TNI AD di Sumatera Barat
Baca juga: BPIP susun materi lambang Garuda demi tingkatkan pemahaman publik
"Pada level makro, banyak keterlibatan perempuan dalam politik. Ruang-ruang perempuan semakin meluas dibuktikan dengan adanya Presiden ke-5 perempuan, yakni Ibu Megawati Soekarnoputri, dan masih banyak lagi peran perempuan-perempuan dalam pembangunan," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, kerja sama BPIP dengan Fatayat NU DIY sebagai ormas perempuan yang memiliki jaringan hingga akar rumput merupakan langkah strategis dalam pembumian Pancasila.
Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Fatayat NU DIY Maryam Fithriati mengatakan bahwa kegiatan yang merupakan rangkaian acara rapat kerja yang akan menentukan kegiatan Fatayat NU DIY untuk lima tahun ke depan, yaitu hingga 2027 ini menjadi momen sangat penting.
"Kegiatan ini mempunyai fungsi internalisasi ideologi Pancasila. Kami berharap Pancasila bukan hanya jargon dan bukan hanya tulisan pada buku anak-anak, tapi juga internalisasi kehidupan perempuan dan anak karena perempuan menjadi tonggak pembangunan," katanya.
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022