Kupang (ANTARA News) - DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT) mendesak Dirjen Kelistrikan, Energi dan Pertambangan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral segera mengoperasikan PLTU Mataloko di Kabupaten Ngada, Pulau Flores untuk mengatasi krisis yang dihadapi masyarakat Pulau Flores dan sekitarnya. "Dalam waktu dekat, Komisi D DPRD NTT menemui Dirjen Kelistrikan, Energi dan Pertambangan di Jakarta dan mendesaknya agar PLTU Mataloko dengan kapasitas terpasang 2x2,5 MW bisa dioperasiokan secara komersial mulai 2007," kata Ketua Komisi D DPRD NTT, Drs John Umbu Detha di Kupang, Senin. Selain PLTU Mataloko, kata wakil rakyat dari Fraksi PDI-P itu, PLTU Ulumbu di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores bagian barat yang berkapasitas 2x3 MW juga diharapkan segera dioperasiokan untuk mengatasi krisis listrik di Pulau Flores dan sekitarnya. Pihaknya memandang penting mendesak Dirjen Kelistrikan, Energi dan Pertambangan, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral itu karena dalam tahun anggaran ini, PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengelola dana sekitar Rp28 miliar untuk menangani energi alternatif di NTT. "Dana yang dikelola PLN untuk mengatasi energi alternatif ini cukup besar, sehingga kami memandang penting agar kedua PLTU di Pulau Flores itu segera dioperasionalkan secara komersial untuk mengatasi krisis energi listrik di NTT," ujarnya. Menurut dia, penerangan listrik yang dikelola PT (Persero) PLN selama ini belum menjangkau semua desa di wilayah kepulauan NTT. Dengan pengoperasian dua PLTU tersebut, diharapkan bisa mengatasi masalah kelistrikan di NTT. "Dari ribuan desa yang ada di NTT, baru 42 persen desa yang terjangkau penerangan listrik, sedang kepala rumah tangga yang sudah menikmati penerangan listrik baru mencapai 25 persen dari sekitar empat juta jiwa penduduk NTT," ujarnya. Ia menambahkan, untuk mengatasi energi listrik di daratan Pulau Timor dan Alor, pihaknya akan mendesak Dirjen Kelistrikan, Energi dan Pertambangan untuk mengembangkan energi batu bara, listrik tenaga diesel dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Sedang, wilayah Pulau Sumba, kata Umbu Detha, diharapkan departemen tersebut dapat mengembangan energi alternatif berupa batu bara, listrik tenaga diesel dan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) seperti yang tengah di kembangkan Pemerintah Jepang di pulau tersebut.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006