Jayapura (ANTARA News) - Menyusul empat orang sebelumnya, enam lagi korban bentrokan antara pendulang emas dengan aparat keamanan di Sungai Minibiru, tiba di Nabire Senin. Dari 30 orang yang berusaha menyelamatkan diri dari bentrokan di Sungai Minibiru daerah perbatasan Kabupaten Nibire dan Pania itu, baru sepuluh orang yang sudah tiba di Nabire, sementara ratusan pendulang lainnya dilaporkan bersembunyi di dalam hutan, demikian sumber ANTARA menyatakan. Dua dari sepuluh korban yang sudah tiba di Nabire itu yakni Pence Bahassa dan Manuel Auik mengaku berjalan puluhan kilometer bersama dua korban lain untuk mendapatkan perawatan di Nabire. Pence Bahassa dan Manuel Auik asal Sangir, Sulawesi Utara yang terluka akibat hantaman popor senjata dan peluru nyasar di bagian leher itu juga membawa barang bukti berupa selosong peluru yang akan diserahkan kepada pihak berwajib untuk diproses lebih lanjut. Bentrokan itu sendiri terjadi Kamis (30/3) di areal penambangan emas tradisional di sungai Minibiru. Bentrokan itu bermula ketika enam orang aparat keamanan yang membantu pengusaha bernama H Marzuki asal Kota Nabire hendak mengamankan pengiriman emas yang dibeli dari pendulang di Minibiru. Ketika terjadi transaksi, para pendulang yang merasa harga yang ditawarkan pihak H Marzuki terlalu rendah, memprotes agar harganya dinaikkan. Namun, oknum aparat keamanan dimaksud justru naik pitam kemudian memukul seorang pendulang dengan popor senjata dan seorang lainnya terkena peluru nyasar di bagian leher. Karena ketakutan, para korban langsung melarikan diri dengan berjalan kaki menuju Nabire, sedangkan ratusan pendulang lainnya kabur dan bersembunyi di dalam hutan. Pendulangan emas di Sungai Minibiru belakangan semakin ramai didatangi para pendulang setempat maupun dari luar Papua sehingga kerusakan hutan yang ditimbulkan akibat ekploitasi liar itu semakin parah, bahkan diduga oknum aparat keamanan ikut mendulang emas di Sungai Minibiru sejak tiga tahun terakhir. Kapolres Paniai, AKBP Anthinus Diance yang dikonfirmasi via telpon seluler Senin pagi mengaku belum menerima laporan mengenai kejadian itu, namun dia berjanji akan komunikasikan dengan Kapolres Nabire guna mengambil langkah mengatasi aksi bentrokan itu.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006